Yang kami inginkan dan yang kami tuntut adalah semuanya dikembalikan ke kondisi sebelum 14 Juli

Jakarta (ANTARA News) - Selasa waktu setempat Israel resmi mencabut semua detektor logam yang dipasangnya di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah langkah itu memicu kekerasan berdarah. Namun begitu, muslim tetap memboikot Israel karena curiga terhadap apa yang akan dilakukan Israel kemudian.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan akan terus membekukan kerja sama dengan Israel kendati negara Yahudi itu mulai melunak.

Keputusan Israel itu diambil setelah menghadapi tekanan internasional yang berusaha mencegah meluasnya sengketa menyangkut kompleks Masjid Haram al-Sharif yang disebut Yahudi dengan Gunung Kuil itu.

Pemerintah Israel sudah menyatakan akan menerapkan langkah lebih bijaksana dalam menjaga keamanan kompleks di mana Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock itu berada.

Israel memasang detektor logam itu menyusul serangan maut 14 Juli lalu di dekat masjid itu yang menewaskan dua polisi Israel. Tapi langkah Israel mencabut detektor logam itu tidak menghentikan boikot warga Palestina.

"Yang kami inginkan dan yang kami tuntut adalah semuanya dikembalikan ke kondisi sebelum 14 Juli," kata Mohammed Hijazi yang datang dari Acre di Israel utara untuk bergabung dalam protes terhadap Israel. "Ketika itu terjadi kami siap memasuki kembali Masjid Al-Aqsa untuk menyembah Yang Maha Kuasa."

(Baca: Israel cabut detektor logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017