Nahr al-Bared (ANTARA News) - AS telah mengirim lagi amunisi ke Libanon, yang tentaranya sedang berjuang untuk mengalahkan kelompok gerilyawan Islam bersenjatakan berat yang bersembunyi di sebuah kamp pengungsi Palestina. Kelompok garis keras Fatah al-Islam, yang berjanji akan berperang sampai mati, mengatakan dalam satu pernyataan, pasokan AS yang tiba Sabtu itu termasuk gas urat-syaraf dan bom curah. "Jika mereka menggunakan senjata tidak konvensional terhadap kami, kami akan membalas dengan serangan tidak konvensional di manapun," kata pernyataan tersebut, yang dibacakan oleh jurubicara kelompok itu Abu Salim Taha. Seorang jurubicara militer Libanon mengatakan ia tidak memiliki reaksi pada "tuduhan palsu yang tidak berharga untuk dikomentari itu". Kemudian, pemimpin Fatah al-Islam mengeluarkan ancaman baru dalam pesan yang direkam video yang disiarkan di televisi Al Jazeera. Kelompok itu akan memerangi "orang Yahudi, Amerika dan pendukung setia mereka", kata Shaker al-Abssi, merujuk pada pemimpin Libanon. Tak lama kemudian, bentrokan meletus antara tentara Libanon dan gerilyawan di sekitar kamp pengungsi Nahr al-Bared. Bentrokan dengan senjata mesin, granat, mortir dan artileri itu berlanjut secara sporadis melewati malam itu. Para pemimpin Libanon telah berjanji untuk menindas Fatah al-Islam, yang dipimpin oleh seorang Palestina tapi hanya mendapat sedikit dukungan di antara masyarakat pengungsi Palestina di Libanon yang jumlahnya sekitar 400.000 orang. Beberapa pejabat mengatakan mereka telah memberi penengah kesempatan untuk membujuk gerilyawan agar menyerah sebelum memerintahkan tentara untuk bergerak ke kamp. Tentara Libanon dilarang masuk 12 kamp pengungsi berdasarkan satu perjanjian Arab 1969. Tiga pesawat barang Pasukan Udara AS sebelumnya telah mendarat di bandara Beirut serta membongkar amunisi dan peralatan lainnya untuk tentara, kata sumber bandara. Enam pesawat yang membawa bantuan militer yang sama dari AS dan sekutu Arabnya tiba Jumat. Pengapalan barang, yang dijanjikan beberapa bulan lalu tapi dipercepat setelah pertempuran meletus antara tentara dan Fatah al-Islam 20 Mei, tiba ketika tentara Libanon menaikkan posisi mereka di sekitar Nahar al-Bared, markas penting kelompok itu, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007