Yangon (ANTARA News)- Sekitar 250 aktivis pro demokrasi berkumpul di Yangon, Minggu untuk memperingati kemmenangan partai oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi dalam pemilu tahun 1990, sementara kecaman meluas atas perpanjangan penahanan rumah terhadapnya. Para anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) beberapa diantara mereka mengenakan kaos oblong bertandakan gambar muka peraih Hadiah Perdamaian Nobel, berkumpul di markas besar partai itu, tidak jauh dari rumah pemimpin demokrasi itu. Aung San Suu Kyi, Jumat diberitahu ia harus berada dalam tahanan rumah setahun lagi. Rumahnya dibarikade dengan kawat berduri Sabtu petang, kata para saksimata. Pada 27 Mei 1990, NLD meraih kemenangan dengan mayoritas besar, tapi para penguasa militer negara itu tidak pernah mengizinkan mereka memerintah, dan Aung San Suu Kyi sejak saat itu hampir 17 tahun berada dalam tahanan rumah. Seorang aktivis , Htay Kywt mengemukakan kepada AFP bahwa para pendukung Aung San Suu Kyi akan melakukan satu acara memperingati kemenangan pemilu Minggu siang , sebelum menuju ke sebuah kuil Yangon untuk berdoa bagi pembebasan pemimpin mereka. "Kami akan ke pagoda Shwedagon untuk berdoa bagi pembebasan Aung San Suu Kyi," kata Htay Kywt. "Kami akan menerobos hambatan apapun," tambahnya. Sekitar 50 polisi berpakaian sipil berjaga-jaga di markasbesar NLD, banyak yang memotret dan merekam video para aktivis, kata para saksimata. Paling tidak 60 aktivis pro demokrasi ditahan dalam dua pekan belakangan ini ketika mereka menuju pagado itu untuk bedoa bagi pembebasan Aung San Suu Kyi, dengan 51 orang masih ditahan. Inggris, Sabtu mengatakan pihaknya sangat sedih atas perpanjangan penahanan rumah terhadap Aung San Suu Kyi. AS, Uni Eropa dan PBB juga mengecam keputusan junta Myanmar itu. Thailand, tetangga Myanmar, Minggu mengatakan pihaknya "kecewa" dengan perpanjangan penahanan itu, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007