Jakarta (ANTARA News) - Puluhan orang yang tergabung dalam Jaringan Pergerakan Kota (JAPTA) hari Minggu di Jakarta melakukan aksi diam dan teatrikal untuk memperingati satu tahun bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur, 29 Mei 2006. Dengan membawa spanduk dan badan penuh lumpur, puluhan orang tersebut berjalan dari gedung Indosat, jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Merdeka untuk meletakkan tumpeng lumpur sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah. "Kami menilai pemerintah belum maksimal memperhatikan nasib warga Sidoarjo korban lumpur. Aksi yang kami gelar hari ini hanyalah aksi simbolis. Kami tidak berorasi, kami hanya diam, ini sebagai bentuk sindiran kami terhadap pemerintah," kata juru bicara kelompok Jaringan Pergerakan Kota, Jojo. Menurut dia, aksi tersebut hanyalah aksi awal dan akan berlangsung kembali jika pemerintah tidak memaksimalkan upayanya untuk menolong korban lumpur seperti segera menyediakan pemukiman yang layak, fasilitas kesehatan, dan pendidikan. "Kami juga menilai tim nasional tidak bekerja maksimal. Untuk itu kami menuntut tim tersebut dibubarkan saja," katanya. Ia juga mengatakan sekitar bulan September mendatang , kelompok mereka akan menggelar aksi yang lebih besar lagi untuk mengingatkan kembali Pemerintah maupun masyarakat akan penderitaan korban semburan lumpur panas di Sidoarjo. "Saat ini, aksi Jaringan Pergerakan Kota juga berlangsung di Surabaya dan aksi serupa yang lebih besar juga akan berlangsung di dua kota (Jakarta dan Surabaya) jika belum ada kemajuan, kami beri waktu tiga bulan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007