Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat pada dua pekan di Juli 2017 ini terjadi pembalikan dana (capital reversal) di pasar modal maupun Surat Utang Negara (SUN) Indonesia.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Senin, mengatakan hal tersebut disebabkan aksi ambil untung (profit taking) investor dan penyesuaian sikap investor terhadap dinamika kondisi perekonomian global pada Juli 2017 ini.
"Terjadi di dua pekan pada Juli, memang ada capital reversal netto," kata Agus. Meskipun demikian, Agus tidak memberikan posisi terakhir dana keluar tersebut.
Menurut Agus, selain aksi "profit taking", investor global juga terus mencermati dinamika pertumbuhan ekonomi global. Secara umum, pertumbuhan ekonomi global diprediksi masih cukup baik di kisaran 3,5 persen (yoy) pada tahun ini, namun sumber pertumbuhannya berubah.
Perubahan sumber pertumbuhan itu disebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang diperkirakan lebih rendah dibanding sebelumnya karena mandeknya investasi di negeri Paman Sam menyusul dampak kebijakan fiskal dan juga menurunnya harga minyak.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan meningkat karena menggeliatnya konsumsi, kinerja ekspor yang membaik dan meningkatnya optimisme perekonomian.
Begitu juga dengan di China, perekonomian diperkirakan tumbuh lebih baik ditopang oleh konsumsi dan ekspor yang meningkat.
Meskipun terjadi dinamika, lanjut Agus, pertumbuhan ekonomi global masih sangat menjanjikan. Oleh karena itu, reformasi struktural perekonomian di Indonesia harus terus berlanjut untuk dapat memanfaatkan iklim positif masuknya dana asing (capital inflow).
Terkait "capital inflow", dana yang masuk ke Indonesia tercatat Rp122 triliun sejak 1 Januari sampai dengan pekan pertama Juni 2017.
Bank Indonesia masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2017 masih dalam kisaran 5,0-5,4 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017