Johannesburg (ANTARA News) - Jumlah badak di Afrika Selatan yang dibunuh untuk memperoleh culanya turun sedikit pada paruh pertama tahun ini, tetapi lebih dari 500 ekor masih dibantai, demikian disampaikan pemerintah pada Senin.
Afrika Selatan berjuang mengatasi perburuan badak yang dipicu oleh permintaan cula yang terus-menerus di Asia.
Sebagian besar permintaan itu berasal dari Tiongkok dan Vietnam, tempat tanduk badak itu diubah menjadi obat tradisional, afrodisiak atau simbol status.
"Total dari 529 badak telah diburu sejak Januari 2017, dibandingkan dengan 542 pada periode yang sama 2016, menunjukkan penurunan sebanyak 13 badak," ungkap Menteri Urusan Lingkungan Edna Molewa kepada wartawan.
"Penurunan jumlah ini tidak berarti bahwa kami dapat menyatakan kemenangan (tetapi) tren penurunan ini sedang terjadi, mendorong kami untuk terus optimistis tetapi tetap waspada."
AFP melaporkan, Taman Nasional Kruger sejauh tahun ini mencatatkan penurunan tingkat pembunuhan badak sebesar 34 persen.
Namun, perburuan tersebut berpindah ke tempat lain, dengan sang menteri melaporkan "jumlah perburuan badak sayangnya meningkat di beberapa provinsi lain". (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017