Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perkembangan pemulihan pertumbuhan global masih berada pada jalur yang tepat, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis di Kuala Lumpur pada Senin.
IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan global sebelumnya masing-masing di level 3,5 persen dan 3,6 persen untuk tahun ini dan 2018. Proyeksi pertumbuhan global yang tidak berubah mencerminkan kontribusi yang berbeda di tingkat negara, kata laporan tersebut.
"Revisi tersebut terutama mencerminkan implikasi makroekonomi dari perubahan asumsi kebijakan untuk dua ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok," kata IMF dalam laporan tersebut.
Perkiraan pertumbuhan Tiongkok untuk tahun ini direvisi naik sebesar 0,1 persentase poin menjadi 6,7 persen dari April, mencerminkan kuartal pertama yang kuat dan harapan berlanjutnya dukungan fiskal. Dan revisi naik sebesar 0,2 persentase poin dari April menjadi 6,4 persen diperkirakan pada pertumbuhan Tiongkok 2018.
Perkiraan pertumbuhan Amerika Serikat direvisi turun dari 2,3 persen menjadi 2,1 persen pada tahun ini, dan dari 2,5 persen menjadi 2,1 persen pada tahun depan, terutama mencerminkan asumsi bahwa kebijakan fiskal akan tidak terlalu ekspansif daripada yang diantisipasi sebelumnya, laporan mengatakan.
Negara lain dengan perkiraan pertumbuhan yang lebih rendah untuk 2017 adalah Inggris, dengan aktivitas yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal pertama.
Sebaliknya, proyeksi negara-negara paling maju di zona euro, Jepang dan Kanada direvisi naik karena aktivitas positif di akhir 2016 dan awal 2017, yang membantu mempertahankan proyeksi pertumbuhan 2,0 persen untuk negara-negara maju.
Sementara itu, IMF mencatat prospek pertumbuhan yang menantang di Timur Tengah dan Afrika Utara, kinerja yang solid pada kuartal pertama 2017 di Tiongkok, India, Asia Tenggara dan Turki membuat IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang sebesar 4,6 persen pada 2017, naik dari 4,3 persen pada 2016.
Perkiraan pertumbuhan untuk 2018 adalah 1,9 persen untuk negara-negara maju, naik 0,1 persentase poin dari WEO April 2017, sementara 4,8 persen untuk negara-negara berkembang dipertahankan.
Sementara risiko-risiko sekitar perkiraan pertumbuhan global tampak secara luas seimbang dalam waktu dekat, IMF mencatat, mereka tetap condong ke sisi negatif dalam jangka menengah.
Pada sisi positifnya, rebound siklikal bisa lebih kuat dan lebih berkelanjutan di zona euro, di mana risiko politik telah berkurang, katanya dikutip Xinhua.
Pada sisi negatifnya, valuasi pasar yang kaya dan volatilitas yang sangat rendah di lingkungan ketidakpastian kebijakan tinggi meningkatkan kemungkinan koreksi pasar, yang dapat mengurangi pertumbuhan dan kepercayaan, dikatakan dalam WEO.
IMF mengatakan bahwa pilihan kebijakan akan sangat penting dalam membentuk pandangan dan mengurangi risikonya.
Laporan tersebut mencatat bahwa normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat, dapat memicu pengetatan yang lebih cepat dari perkiraan dalam kondisi-kondisi keuangan global.
Sementara itu, karena sebagian besar negara maju menghadapi permintaan yang lemah dan inflasi sangat rendah, IMF percaya bahwa dukungan moneter dan fiskal mereka akan dilanjutkan.
Sedangkan untuk negara-nengara berkembang, ia berpendapat bahwa kebijakan moneter mereka harus dinormalkan secara bertahap, sehingga bisa sejalan dengan perkembangan ekonomi.
IMF juga memperingatkan bahwa banyak negara berkembang harus memantau risiko-risiko stabilitas keuangan mereka secara ketat. "Mereka harus terus memperhitungkan nilai tukar untuk menahan guncangan, sedapat mungkin," tambahnya.
(UU.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017