Jakarta, 24 Juli 2017 (Antara) - Sinergi keaktuariaan akan memberikan dampak signifikan terhadap pemerkuatan sektor asuransi nasional dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2020. Hal ini disampaikan Direktur Utama Indonesia Re Frans Y. Sahusilawane di acara CEO Gathering Indonesia Re di The Westin Hotel Jakarta, Rabu (19/7).
"Sektor asuransi nasional membutuhkan suatu bentuk aliansi strategis agar kita dapat meningkatkan daya saing di tingkat regional," ujar Frans saat ditemui di event CEO Gathering di Jakarta, Rabu (19/7).
Ditemui di kesempatan yang sama, Presiden Persatuan Aktuaris Indonesia Rianto Ahmadi Djojosugito, FSAI mengatakan, fokus kerjasama Indonesia Re dan PAI yakni untuk mengembangkan isu keaktuariaan khususnya di sektor asuransi umum.
"Dalam kerjasama tersebut, kedua instansi akan saling berbagi sumber daya, baik itu berupa sumber daya manusia maupun pelatihan berorientasi pada capacity building," ujarnya saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rianto menambahkan, kehadiran aktuaris di sektor asuransi umum masih belum signifikan, padahal disiplin keaktuariaan merupakan bagian yang instrumental.
"Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kita harus menguasai benar kualifikasi risiko jadi kita bisa mengelola spreading of risk dengan tepat dan akurat," pungkasnya.
Dalam rangka memperkuat industri asuransi nasional, Indonesia Re menandatangani nota kesepahaman (MoU) multi-sektor dengan tujuh instansi, yakni Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), dan Maipark.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017