Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh umat Katolik bersama seluruh komponen bangsa ikut ambil bagian, bekerja keras menegakkan jati diri bangsa dan bangkit dari kertepurukan pasca-krisis yang melanda negeri ini. "Umat Katolik memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan komponen lainnya dalam membangun bangsa dan membawanya menjadi bangsa yang adil demokratis dan sejahtera," ujar Presiden Yuhoyono, dalam sambutannya pada acara "200 Tahun Gereja Katholik Jakarta", di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu malam. Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendag Mari Elka Pangestu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantotoro, Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja. Pada acara bertajuk "Makin Setia Kepada Tuhan Makin Berbakti Kepada Masyarakat dan Bangsa", Presiden menjelaskan untuk membangkitkan Indonesia dari krisis dibutuhkan semangat keuletan dan sikap rasional, rukun, toleran dan harmonis. "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Oleh karena itu, kita harus mampu membangun dan menjadi bangsa agar terwujud bangsa besar "great civilization" di masa datang dan secara cerdas dan arif mengambil peluang untuk mengatasi globalisasi untuk meningkatkan taraf hidup bangsa," tegas Presiden. Untuk itu, tambahnya, dibutuhkan sosok karakter pemimpin, termasuk tokoh agama yang diharapkan memberi kontribusi maksimal dalam memajukan kehidupan negara. Dewasa ini transformasi besar kehidupan berbangsa sedang berlangsung guna mengatasi kehidupan yang tidak sehat, menghilangkan miskin etika, serta membangkitkan perilaku pandai bersyukur, pandai berterima kasih, bersikap ksatria, serta bersiap kritis pada hal-hal yang tidak benar. "Kita sadari upaya itu tidak sepi dari tantangan permasalahan, namun semuanya dapat diatasi dengan keyakinan kita bahwa dengan terus membangun akan lebih baik dari sekarang ini," tegas Presiden, Pada acara yang dihadiri sekitar seribu umat Katolik itu, Presiden juga menyempatkan diri menyaksikan drama perjalanan masuknya agama Katolik di tanah air, dan teater yang menggambarkan kerukunan antarumat beragama. Usai acara, Presiden memberikan karangan bunga kepada seorang perwakilan pelakon drama dan teater serta berdialog dengan sejumlah warga Katolik, termasuk dengan sejumlah artis ibukota. (*)
Copyright © ANTARA 2007