Mojokerto (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendorong kepada pesantren yang ada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur untuk bersama-sama memerangi bahaya narkoba yang saat ini sudah cukup meresahkan.
"Kewaspadaan harus terus ditingkatkan, mulai dari lingkungan yang paling kecil seperti dari lingkungan keluarga, termasuk juga dari pesantren ini," katanya saat mengunjungi Pondok Pesantren Ummul Muminin di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengemukakan, perlindungan keluarga terhadap bahaya narkoba memang harus terus dilakukan dan jangan sampai lengah.
"Jangan sampai masyarakat lengah, kemudian setelah kebobolan baru kemudian bergerak lagi," ujarnya.
Menurutnya, sekitar tiga tahun yang lalu terdapat narkoba jenis baru yakni berupa sabu-sabu berjenis crocodile di mana penggunanya akan mengalami hal-hal yang cukup mengerikan," katanya.
Salah satunya, kata dia, ujung jari dari penggunanya ini akan mengalami kehitaman kemudian terlepas dengan sendirinya.
"Begitu juga dengan tulang-tulangnya juga akan mengalami kehitaman, kering dan akhirnya akan terlepas sendiri," ucapnya.
Dari data yang ada, kata dia, saat ini terdapat 40 sampai dengan 50 orang perharinya yang meninggal dunia akibat mengkonsumsi narkoba.
"Saat ini terdapat 5,9 juta yang terindikasi sebagai pengguna narkoba dari jumlah tersebut terdapat pengguna aktif dan juga pengguna yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba," ujarnya.
Dalam kesempatan itu dirinya mengatakan, saat ini terorisme adalah bukan mereka yang membawa senjata atau juga membawa bom.
"Tetapi narkoba juga merupakan teror yang cukup luar biasa, karena membuat orang menjadi ketagihan, dan setelah ketagihan orang tersebut akan meninggal dunia," ujarnya.
Selama kunjungannya ke Mojokerto dirinya juga menyempatkan diri untuk memberikan bantuan nontunai program keluarga harapan di Kabupaten Mojokerto.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017