Serang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian segera melaksanakan panen raya perdana untuk komoditas jagung di lahan seluas 700 hektare di Kabupaten Lebak.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Minggu mengatakan, panen raya jagung untuk pertama kalinya dalam upaya swasembada jagung di Banten dilaksanakan pada 26 Juli 2017.
Rencananya panen raya jagung tersebut dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaeman di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kancana Kabupaten Lebak.
"Target Banten dalam tahun ini untuk tanaman jagung sekitar 128 ribu hektare. Untuk tahap awal ini kita akan panen raya jagung diatas lahan 700 hektar," kata Agus Tauchid.
Menurut dia, harga jagung di Banten saat ini cukup bagus, yakni sekitar Rp4.600 per kilogram. Sedangkan kebutuhan jagung untuk memenuhi pabrik pakan ternak yang ada di Banten, yakni sekitar 2.500 ton setiap harinya.
"Selama ini kebutuhan jagung untuk pabrik pakan yang ada di Banten masih mengandalkan dari daerah luar dan juga impor. Jadi peluangnya masih sangat besar bagi petani Banten," kata Agus.
Ia mengatakan, dengan adanya panen raya di atas hamparan kebun jagung 700 hektare tersebut, akan dilakukan langsung pengolahan dan langsung dibawa ke pabrik pakan yang ada di Banten.
"Ini bukan istilahnya panen tepuk tangan. Tapi sebelum panen kebun jagung akan diinspeksi oleh pak menteri dan pak gubernur," kata Agus.
Menurut Agus, tanaman jagung seluas 700 hektare di Gunung Kancana tersebut ditanam diatas lahan milik Perhutani melalui Lembaga Masyarakat Desa sekitar Hutan (LMDH) di wilayah tersebut.
"Selain di Gunung Kancana kami juga akan panen di luas sekitar 3.000 hektare di Kecamatan Ciekusik dan bangun unit pengolahan di lokasi itu," kata Agus.
Agus berharap dengan harga jagung yang relatif tinggi, yakni di kisaran Rp4.600 per kilogram, maka para petani jagung di Banten bisa sejahtera.
"Kalau pemerintah tidak impor jagung maka harganya akan terus naik dan petani akan untung," katanya.
Dengan program swasembada jagung tersebut, yakni target sekitar 128 ribu hektare di Banten, maka diharapkan setiap bulan akan ada panen raya.
"Nanti petani Banten akan timbul jiwa wirausahanya. Harapan kami maka kesejahteraan petani akan meningkat," kata Agus.
Menurut Agus, rata-rata produksi jagung di Banten sekitar lima ton untuk setiap hektarenya dengan jumlah petani yang terlibat lima sampai 10 orang.
"Makanya kami ingin membuktikan diatas lahan 700 hektare ini akan menghasilkan sekitar 3500 ton jagung pipilan," katanya.
Pewarta: Mulyana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017