"MUI menyambut gembira dan mengapresiasi yang setulus-tulusnya atas niat yang luhur Presiden Joko Widodo untuk memperkuat pendidikan diniyah dan pendidikan keagamaan di pesantren-pesantren dengan membangun karakter anak-anak bangsa," kata Zainut di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, penguatan madrasah diniyah merupakan bentuk kepedulian dan antisipasi dini untuk mempersiapkan generasi emas yang kuat, tangguh dan berakhlak mulia. Dengan begitu, generasi mendatang bisa bersaing di dunia global tanpa kehilangan jati dirinya. MUI menyadari pengaruh era digital semakin sulit dihindari.
"Di satu sisi era digital banyak melahirkan manfaat, tapi di sisi lain juga banyak melahirkan mudarat. Di antara mudarat itu misalnya, mengubah ciri kehidupan masyarakat gotong royong menjadi individual, timbulnya sifat pragmatisme, ingin serba mudah dan gampang," kata dia.
Selain itu, kata dia, perkembangan teknologi juga menyebabkan lenyapnya identitas kultural nasional serta lokal, hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme. Sementara hal paling mengkhawatirkan pihak yang cepat terserang budaya digital itu adalah generasi muda.
"Untuk itu, MUI berharap semoga apa yang menjadi harapan Bapak Presiden tersebut dapat segera ditindaklanjuti oleh kementerian terkait sehingga gagasan yang sangat mulia tersebut tidak menguap sia-sia," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017