Dili (ANTARA News) - Para pemilih di Timor Leste membentuk barisan panjang pada Sabtu untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan parlemen keempat negara tersebut sejak kemerdekaan.
Selama masa kampanye, partai-partai mengangkat isu-isu pada pembangunan dan penyediaan lapangan pekerjaan di negara demokrasi termuda Asia itu.
Lebih dari 700.000 warga Timor Leste terdaftar untuk memilih di negara tersebut, yang memiliki wilayah dengan luas sedikit lebih kecil dari Hawaii dan merupakan rumah bagi 1,2 juta orang warganya.
Lebih dari 20 partai politik bersaing untuk mendapatkan 65 kursi di parlemen, di tengah tumbuhnya frustrasi pada masyarakat akibat kegagalan pemerintah memanfaatkan kekayaan yang dihasilkan dari penjualan minyak dan gas, untuk mendukung pembangunan dan menciptakan lapangan kerja.
Pemilihan parlemen akan menentukan perdana menteri negara tersebut. Hasil resmi pemilihan tersebut diperkirakan akan diumumkan pada 6 Agustus mendatang, walaupun hasil perhitingan cepat dapat diketahui lebih awal.
"Saya berharap partai yang memenangkan pemilihan ini akan membangun Timor Leste menjadi lebih baik dari sebelumnya," kata Maria Magdalena (28), setelah memberikan suaranya kepada Front Revolusi untuk Timor Leste Merdeka, atau Fretilin, salah satu partai dalam sebuah koalisi yang mendukung pemerintah saat ini.
"Saya hanya ingin semuanya berjalan lancar, damai dan tidak ada konflik di negara ini," tambahnya.
Warga Timor Leste memilih mantan pejuang kemerdekaan Francisco "Lu Olo" Guterres, untuk menjadi presiden berikutnya, dalam pemilihan yang sebagian besar berjalan damai pada Maret lalu.
Pemilihan presiden dan parlemen kali ini, adalah yang pertama sejak PBB mengakhiri operasi pemeliharaan perdamaiannya pada akhir 2012 lalu.
Xanana Gusmao, mantan pejuang kemerdekaan lainnya yang juga merupakan presiden pertama Timor Leste setelah kemerdekaan, dan Kongres Nasional untuk Pembangunan Kembali Rakyat Timor-Leste (CNRT) dianggap sebagai kandidat terdepan dalam pemilihan Sabtu. CNRT juga merupakan bagian dari koalisi pemerintahan saat ini.
"Setelah bulan yang melelahkan, saya percaya bahwa kita akan menang. Jika menang, kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini," katanya kepada wartawan sebelum memberikan suaranya.
Jika partainya menang, Gusmao mengatakan akan melanjutkan pembangunan yang berfokus pada pertanian dan pariwisata serta minyak dan gas.
Para analis mengatakan bahwa tantangan bagi pemerintah yang baru hanyalah untuk menghentikan negara itu dari ketergantungannya terhadap uang hasil penjualan minyak, dan meluaskan sumber pendapatannya dari sektor lainnya, seperti pertanian dan perindustrian.
Sektor energi menyumbang sekitar 60 persen dari PDB pada 2014, dan lebih dari 90 persen pendapatan pemerintah, demikian Reuters.
(KR-AMQ/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017