Kuala Lumpur (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Rusdi Kirana menerima kunjungan Yayasan Kerukunan Indonesia - Malaysia (YAKIM) di KBRI Kuala Lumpur, Jumat yang merupakan tamu pertamanya di negara itu.
Hadir Ketua Umum YAKIM Saiful Hadi Chalid yang juga penasehat senior LKBN ANTARA, Ketua Dewan Pembina Bagya Mulyanto yang juga Asisten Deputi Bidang Pertambangan, Telekomunikasi dan Media, Direktur Utama Balai Pustaka, Saiful Bahri.
Kemudian Direktur Keuangan dan Produksi Perum Percetakan Negara RI, Satrijo Sigit Wirjawan dan turut mendampingi CEO Telin Malaysia, Oki Wiranto.
Sedangkan Rusdi didampingi Wakil Dubes, Andreano Erwin dan Koordinator Fungsi Perekonomian, Krishna Hannan.
Pada kesempatan tersebut Rusdi menjelaskan visi misinya dan menawarkan kepada YAKIM kalau berkenan membantu.
"Kami berusaha mengurangi tenaga kerja informal Indonesia di Malaysia. Salah satu alasan saya mengajukan menjadi dubes adalah saya sangat emosional kalau menyangkut tenaga kerja informal," katanya.
Dia sepakat dengan pemikiran mantan Ketua Umum Muhammadiyah Syafii Maarif bahwa tidak ada negara manapun ingin anaknya jadi TKI informal.
"Salah satu program kami adalah memberikan pelatihan di shelter. Sembari mereka menunggu dipulangkan akan dilatih sejumlah ketrampilan seperti jahit menjahit," katanya.
Rusdi mencontohkan di Manado pihaknya berencana membuka penerbangan langsung ke China kemudian produk imigran Indonesia bisa dijual di negara tersebut.
"Saya sudah bincang dengan Dirut BRI. Produk para TKI nanti dipasarkan ke turis. Bagaimana mengubah mereka dari buruh migran menjadi pengusaha. Presiden Jokowi sangat fokus pada small medium enterpise (SME)," katanya.
Rusdi mengatakan pihaknya juga bisa membuat seminar, membuat buku atau yang lain sehingga bisa mengurangi konflik kedua negara karena Indonesia dan Malaysia adalah saudara.
Rusdi juga mengharapkan kepada pihak Telkom agar bisa memberikan informasi "broadcast" kepada WNI yang berkunjung ke Malaysia sehingga mereka mempunyai informasi KBRI kalau menemui masalah.
"Ada WNI yang tinggal di mushola Bandara hingga tiga hari. Seandainya waktu mendarat ada broadcast informasi tentang KBRI maka bisa terbantu. Karena nggak banyak yang punya saudara dengan KBRI," katanya.
Rusdi mengatakan pihaknya juga akan membuat layanan visa secara daring (online) sehingga pengurusan visa mesti melalui daring terlebih dahulu.
Ketua Dewan Pembina YAKIM, Bagya Mulyanto mengatakan pihaknya sependapat untuk membuat program bersama sesuai dengan visi KBRI Kuala Lumpur.
"Kami akan men-support apa yang bisa kami bantu," katanya.
Pada kesempatan tersebut Ketua Umum YAKIM, Saiful Hadi Chalid juga menceritakan tentang Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia - Indonesia (ISWAMI) yang ikut membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di antara kedua negara.
(T.A034/H007)
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017