Fadjar mengatakan ada inisiatif pengumpulan modal untuk berinvestasi di subsektor film yang disampaikan kepadanya beberapa waktu lalu.
"Idenya seperti reksa dana penyertaan terbatas. Jadi sumber dananya dari masyarakat yang berminat pada investasi yang portofolionya itu di sektor film," katanya seusai jumpa pers Bekraf Game Prime 2017 di Jakarta, Jumat.
Subsektor film sendiri dilirik karena capaiannya dalam beberapa tahun belakangan semakin positif di mana banyak film meraih lebih dari satu juta penonton.
"Kebetulan ada yang bicara ke saya berminat di subsektor film. Terlebih saat ini film kan sedang melonjak. Sudah lebih dari 10 film yang penontonnya lebih dari satu juta orang," katanya.
Fadjar mengatakan meski masih tahap dini, pihaknya mendukung penuh inisiatif tersebut lantaran akses permodalan untuk sektor tersebut masih sulit diraih.
Selama ini, diakui sulitnya mendapat akses permodalan kerap menjadi tantangan bagi perkembangan industri kreatif.
"Sudah ada minat modal ventura untuk mendukung subsektor film, ini artinya sudah ada minat ke arah sana," katanya.
Pemerintah sendiri tengah memberikan dukungan akses permodalan melalui Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) kepada dua subsektor ekonomi kreatif, yakni kuliner serta aplikasi digital dan game hingga Rp6 miliar dengan jumlah maksimal dana yang diterima per penerima Rp200 juta.
Kendati saat ini program bantuan modal kerja tersebut memang masih diberikan untuk dua subsektor ekraf, namun ke depan akan dikembangkan untuk subsektor lainnya.
Pemilihan subsektor kuliner dan aplikasi digital dan game didasarkan pada kategori subsektor unggulan dan prioritas yang dikelompokkan Bekraf.
Subsektor kuliner, fesyen dan kerajinan (craft) menjadi tiga seubsektor unggulan. Sementara film, aplikasi digital dan game serta musik menjadi subsektor prioritas.
Untuk mendapat akses permodalan BIP, pelaku usaha ekonomi kreatif dapat mendaftar secara online di situs resmu Bekraf yang dibuka mulai 13 Juli 2017 sampai penutupan pada 24 Juli 2017.
(T.A062/I007)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017