Jakarta (ANTARA News) - Diaz Hendropriyono lebih mengunggulkan petinju Floyd Mayweather dibandingkan Conor McGregor yang merupakan atlet petarung bebas meski dirinya selama ini berkecimpung hingga menjadi pemilik sasana Mix Martial Arts (MMA) olahraga yang dikenal keras itu.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden itu dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Jumat, mengaku Mayweather dinilai lebih berpengalaman di atas ring meski McGregor dikenal sangat tangguh di kejuaraan tarung bebas.
"Di atas kertas Mayweather harusnya lebih mudah mengatasi McGregor karena sudah jelas unggul dari sisi teknik, pengalaman dan dia sudah membuktikan dengan mengalahkan beberapa petinju hebat. Tapi saya salut dengan keberanian McGregor," kata Diaz.
Melihat kedua atlet yang rencananya bertarung di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, 26 Agustus ini, kata dia, pertarungan diprediksi bakal seru dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemenangan KO oleh salah satu atlet yang akan berlaga.
Diaz menilai Mayweather adalah petinju defensive dan McGregor dengan jab kiri yang kuat adalah petarung agresif (terlihat saat melawan Nate Diaz). Dan meskipun Mayweather selalu mengalami kesulitan melawan petinju southpaw agresif seperti Zab Judah dan Manny Pacquiao, pertarungan nanti akan menggunakan sarung tinju yang dua kali lebih berat daripada sarung tangan MMA, sehingga akan berdampak kepada kecepatan tangan McGregor.
Pada akhirnya, harus diakui bahwa mereka adalah yang terbaik di bidangnya masing-masing. McGregor, fighter MMA asal Irlandia itu mampu mengintimidasi lawannya saat di octagon. Mayweather, petinju gaek berusia 40 tahun, masih memiliki disiplin yang tinggi dan nyatanya belum terkalahkan sampai sekarang.
Meski pada saat promosi pertandingan keduanya saling melampiaskan kebencian, bagi Diaz itu adalah hal yang lumrah dan menjadi daya tarik bisnis cabang tinju dan mixed martial arts. Namun sesungguhnya ia yakin olahraga keras baik tinju dan MMA tetap mengajarkan nilai sportifitas antara satu dengan yang lainnya.
"Olahraga pada umumnya, pada khususnya tinju dan mixed martial arts, mengajarkan kita untuk saling menghargai dan menghormati, khususnya setelah pertandingan usai. Itu prinsip yang diajarkan oleh para pelatih di tinju maupun di MMA. Yang menang tidak akan jumawa dan yang kalah juga tidak lantas berkecil hati. Semoga bangsa kita juga mencontoh nilai positif yang terkandung di dalam olahraga. Menang bukan segalanya, tapi yang terpenting respek antara satu dengan yang lainnya," kata Diaz menjelaskan.
Pihaknya juga tidak menampik jika pertandingan antara Mayweather melawan McGregor tidak lepas dari unsur bisnis dan hiburan karena hal tersebut adalah menjadi salah satu nilai jual.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017