hal yang berlebihan

Jakarta (ANTARA News) - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyebut kekhawatiran calon tunggal dalam Pemilu Presiden 2019 akibat ambang batas Presiden atau presidential threshold (PT) 20-25 persen adalah berlebihan.

"Kekhawatiran itu hal yang berlebihan," ujar Sekjen PPP Arsul Sani pada Mukernas PPP di Ancol, Jakarta, Jumat.

Arsul menyatakan partai politik penolak PT 20-25 --Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN-- bisa mencapai angka PT 20 persen lebih dan bisa mencalonkan presiden jika menggabungkan diri sebagai kekuatan berdasarkan perolehan kursi DPR RI 2014 lalu.

"Kita coba membayangkan, kalau Gerindra, PKS dan PAN bergabung, bertiga saja, dengan mengacu perolehan Pilleg 2014 lalu sudah 20 persen lebih, apalagi jika ditambah Demokrat," kata Asrul.

Pada Rapat Paripurna tentang RUU Pemilu, enam fraksi yakni PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PKB dan PPP sepakat menyetujui PT 20-25 persen, sebaliknya Gerindra, Demokrat, PAN dan PKS tidak setuju dan memilih walkout.

Keempat partai menginginkan PT nol persen dengan pertimbangan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019 dilaksanakan serentak sehingga tidak ada landasan bagi ambang batas presiden.

Sementara jika menggunakan hasil perolehan kursi Pemilu Legislatif 2014, hal itu dinilai seperti menggunakan tiket lama untuk Pilpres 2019.

Arsul Sani menekankan, sejumlah partai yang menghendaki PT nol persen sejatinya siap berkompromi dengan PT 10-15 persen dalam sesi lobi-lobi kemarin.

"Itu kan juga tidak memberikan keadilan yang sama kalau 10-15 persen," kritik Arsul lagi.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017