Stefano, wisatawan asal Italia yang sudah sepekan menikmati liburannya di Pulau Karimunjawa, tidak menyangka bakal menghadapi kondisi tanpa stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite selama empat hari serta pemadaman listrik selama lebih dari 48 jam.
Namun kondisi itu ditanggapinya dengan santai. Tak tampak kekecewaan di wajah pria yang berlibur bersama pasangannya, perempuan Italia bernama Julia, di destinasi wisata bahari ternama Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, itu.
"Kalau cuma listrik mati dan stok bahan bakar untuk skuter (sepeda motor) yang saya sewa habis, saya nggak masalah. Tapi kalau stok makanan dan air minum sudah tak ada, itu baru problem serius buat saya," katanya sembari tertawa lepas.
Seperti halnya Stefano, Julia pun terlihat santai menghadapi kondisi yang bagi banyak wisatawan lokal dan asing yang sedang mengunjungi destinasi wisata yang terkenal dengan keindahan alam bawah laut dan pantai berpasir putihnya itu dianggap mengganggu.
Di tengah stok BBM jenis Pertalite yang habis total di seluruh Pulau Karimunjawa itu, Stefano masih merasa beruntung karena penyewa sepeda motor yang dia pakai masih mempunyai sedikit stok BBM.
"Karenanya, saya masih bisa membeli dari dia. Satu liter dihargai Rp10.000," kata pria berambut pirang dengan tinggi badan sekitar 170-an centimeter itu kepada Antara yang menemuinya di Pantai Ujung Gelam, Rabu (19/7) sore.
Menghadapi kondisi tanpa stok BBM yang diperlukan kendaraan roda empat dan dua di seluruh Pulau Karimunjawa itu, sejumlah turis asing menyiasatinya dengan berjalan kaki hingga beberapa kilometer untuk mengunjungi sejumlah objek wisata.
Sebelum berangkat ke objek wisata, seperti Pantai Ujung Gelam yang biasa dipilih para wisatawan lokal dan mancanegara untuk menyaksikan momen matahari tenggelam, tersebut, mereka terlebih dahulu membekali diri mereka dengan air mineral dan makanan ringan.
Setelah itu, mereka mulai berjalan menyusuri jalan beraspal maupun bertanah menuju destinasi wisata yang mereka pilih. Karenanya, menyaksikan dua orang atau sekelompok turis asing berjalan kaki ke arah luar Kota Karimunjawa menjadi pemandangan yang umum.
Selain berjalan kaki, ada juga wisatawan mancanegara yang menyiasati ketiadaan stok BBM tersebut dengan menyewa sepeda untuk mendukung mobilitas dirinya.
Hingga Kamis malam (20/7), belum ada tanda-tanda stok BBM jenis Pertalite sudah tersedia baik di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) APMS 46.594.02 yang merupakan satu-satunya SPBU di Kota Kecamatan Karimunjawa maupun di tingkat pedagang eceran.
Petugas SPBU APMS 46.594.02 yang ditemui Antara pada Kamis siang mengatakan pihaknya belum menerima pengiriman BBM jenis Pertalite dari truk tanki Pertamina kendati kapal yang membawa stok BBM sudah sandar.
Truk tanki tersebut belum tiba di Pelabuhan Karimunjawa karena harus diangkut Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Siginjai dari dermaga Pelabuhan Kartini, Kabupaten Jepara, katanya.
Bagi warga Karimunjawa, listrik yang "byar pet" dan bahkan padam beberapa hari, serta stok BBM jenis Pertalite yang tak bersisa sudah berulang kali terjadi di daerah yang menjadi bagian penting dari kawasan wisata bahari andalan Jawa Tengah ini.
Masalah yang terus terulang ini, menurut Mamat, nelayan asal Desa Alang-Alang, Kecamatan Karimunjawa, mengganggu kelancaran kegiatan masyarakat dan sektor pariwisata karena genset membutuhkan BBM jenis Pertalite dan Bensin.
Bagi para nelayan seperti dirinya, habisnya stok Pertalite di seantero Pulau Karimunjawa itu bukan masalah yang serius untuk mendukung mobilitas perahunya karena mesin kapalnya menggunakan solar.
Harapkan segera diatasi
Namun demikian, Pertalite tetap diperlukan untuk menghidupkan genset untuk lampu penerangan kapal saat melaut pada malam hari. Bahan bakar minyak non-solar itu pun diperlukan para pengelola penginapan, hotel, toko, dan restoran serta wisatawan.
Sejumlah wisatawan lokal yang menginap di "homestay" milik warga berharap krisis BBM dan pemadaman listrik itu segera dapat diatasi karena mengganggu pasokan air untuk kebutuhan mandi dan mencuci para tamu maupun warga setempat.
Akibat padamnya listrik PLN tersebut, banyak rumah warga di Kota Karimunjawa dan sekitarnya gelap kecuali beberapa kantor pemerintah, Bank BRI, masjid, sejumlah penginapan dan hotel, serta alun-alun kota tetap terlihat terang berkat genset.
Di tengah suasana Kota Karimunjawa yang temaram pada Rabu malam itu, Masjid Jami "Baitul Muttaqin" terlihat terang-benderang sehingga kegiatan ibadah Shalat Magrib berlangsung normal.
Kalangan wisatawan asing yang sedang berlibur di Pulau Karimunjawa, seperti Stefano dan Julia, tak tahu persis kapan mereka akan terbebas dari kondisi tanpa stok BBM jenis Pertalite dan pasokan listrik PLN yang normal itu.
Secercah harapan akan segera tibanya stok BBM jenis Pertalite untuk memenuhi kebutuhan penduduk Karimunjawa datang dari Penjabat Sementara Manajer Komunikasi dan Humas PT Pertamina (Persero) Jawa Bagian Tengah Muslim Dharmawan.
Seperti terungkap dalam penjelasannya di Semarang, Kamis, Muslim memperkirakan pendistribusian 50 kilo liter (kl) Pertalite dan 25 kl Bio-solar dari kapal SPOB Salim 1449-2 ke SPBU Karimunjawa dengan truk tanki Pertamina sudah bisa dilakukan pada Jumat (21/7).
Perkiraannya itu didasarkan pada informasi yang diterimanya dari manajemen PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Jepara bahwa KMP Siginjai yang mengangkut truk tanki Pertamina ke Karimunjawa itu sudah dapat beroperasi pada Jumat.
Ketibaan kapal jenis roll-on dan roll-off ini dinanti banyak wisatawan yang dalam tiga hari terakhir membatasi perjalanan mereka dengan sepeda motor akibat ketiadaan stok BBM jenis Pertalite di pulau terbesar di kawasan wisata bahari Kepulauan Karimunjawa itu.
Oleh Rahmad Nasution
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017