Makaroni sagu adalah satu dari aneka olahan sagu yang dibawa Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua Barat untuk dihadirkan di ajang tersebut. Selain sagu, ada juga produk olahan dari tanaman mangrove seperti kue, selai, sirup, bahkan obat-obatan.
"Salah satu ekonomi kreatif yang kita unggulkan adalah sagu. Sagu ini kita buat menjadi beras, mi instan, dan makaroni. Potensi seperti ini yang terus kita gali karena orang tahunya sagu untuk membuat papeda dan bubur ongol-ongol saja," kata staf Dinas Pertanian Kabupaten Mimika, Hendro Dwi Pratomo, yang ditemui di stan Kabupaten Mimika di APKASI Otonomi Expo, Kamis.
Hendro pun mengenalkan produk unggulan lainnya dari Mimika yaitu obat gosok yang dibuat dari daun gatal.
"Ada juga daun gatal namanya yang sudah terkenal sebagai obat reumatik, asam urat, dan obat kulit," ujarnya sambil menunjukkan obat gosok berbahan herbal itu.
Sementara itu, salah seorang pengunjung stan, Heru, mengaku tertarik dengan kreatifitas yang dipamerkan Kabupaten Mimika.
"Stannya unik, apalagi ada yang menggunakan pakaian daerah khas Papua. Saya juga membeli obat gosok dari daun gatal. Semoga obat ini bisa mengurangi rematik saya," tutur Heru.
Tenun kubang
Sementara itu, di salah satu sudut ruang pameran APKASI Otonomi Expo, kebaya tenun kubang yang berwarna-warni "menghiasi" stan Kabupaten Lima puluh Kota. Tenun yang menjadi produk unggulan kabupaten itu sebelumnya sempat "tenggelam", namun kembali bangkit dan digemari masyarakat.
"Hasil tenunannya bagus, berbagai model, ada yang modern ada juga yang tradisonal. Jadi engga kalah lah sama hasil tenunan yang lain, bahkan sekarang pegawai dinas Lima Puluh Kota sudah menggunakan tenun kubang untuk seragam," kata Indrawati, pengusaha lokal, yang dipercaya untuk menjaga stan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Tidak hanya tenun kubang, jeruk siam gunung omeh dan olahan buah gambir, serta kakao turut dipamerkan untuk mewakili produk unggulan kabupaten di Provinsi Sumatera Barat itu.
(Foto: ANTARA News/Gilang Oka)
Produk pertanian
Berbeda dengan sejumlah daerah lain, Pemerintah Kabupaten Blitar membawa beragam hasil pertanian seperti labu botol, kakao, nanas madu, dan pisang yang merupakan produk unggulannya.
Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah labu botol dan nanas madu yang legit.
"Wah ini labunya aneh kayak botol, bisa dimakan atau hanya untuk pajangan bu," celetuk Indra, salah seorang pengunjung yang memasuki stan Kabupaten Blitar.
Setidaknya sekitar 1.000 orang tercatat berkunjung ke stan kota "Patria" tersebut, dan tidak sedikit dari mereka yang ingin membeli produk pertanian unggulan Blitar.
"Awalnya kita tidak menjual hasil pertanian yang ada di dalam booth, tapi banyak yang tanya berapa harga labunya. Ya, akhirnya kami pun menjualnya dengan harga Rp 0 ribu per-buah," ungkap Devina, sang panjaga stan.
APKASI Otonomi Expo 2017 yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, digelar mulai 19 hingga 21 Juli 2017.
(Baca: Presiden sebutkan tiga kunci menangkan kompetisi global)
Pewarta: Aghnia Ilmi, Gilang Oka, Bhirangga Erlang/LPJA
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017