Jakarta (ANTARA News) - Dokter yang merawat Novel Baswedan di Singapura sedang mempertimbangkan untuk melakukan tindakan operasi besar pada mata kiri Novel yang cedera akibat serangan air keras dari dua orang di dekat rumahnya pada 11 April, kata Juru Bicara Komisi Pembeantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah.

"Mata kiri Novel sudah terlihat berwarna putih. Dokter mengatakan jaringan di sana sudah tidak tumbuh sedangkan mata kanan sedang dalam proses perbaikan," kata Febri di Jakarta, Kamis, 100 hari setelah penyidik Novel Baswedan diserang dua orang bersepeda motor dengan air keras dalam perjalanan pulang setelah Shalat Subuh dari masjid dekat rumahnya pada 11 April.

Febri menyatakan bahwa sore ini para pegawai KPK akan berkumpul bersama di depan gedung KPK guna berdoa bersama untuk kesembuhan Novel.

"Selain itu, agar pelakunya segera ditangkap dan agar para pegiat antikorupsi seperti pegawai penegak hukum, masyarakat sipil, wartawan, dan seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari upaya melawan korupsi tidak menjadi korban dari serangan seperti itu," kata Febri.

Bertepatan dengan 100 hari peristiwa penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan, yang antara lain menangani penyidikan kasus korupsi dalam pengadaan KTP elektronik, KPK menyampaikan tiga pernyataan.

"Pertama-tama saya dan seluruh insan KPK mendoakan agar Mas Novel dipermudah kesembuhan matanya, walaupun kami tahu mata yang kiri sangat parah kondisinya," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

Kedua, kata Syarif, sebagaimana dijanjikan oleh Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian, jajaran kepolisian serius mencari pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan karena sudah 100 hari belum juga ditemukan.

Ketiga, ia menyatakan, KPK siap membantu penyidik di Polda Metro Jaya untuk memeriksa Novel Baswedan di Singapura.

"Pada saat yang sama, KPK juga siap mendengarkan perkembangan terakhir soal pencarian penyerang Mas Novel," kata dia.


(Baca juga: Dokter rencanakan operasi besar mata kiri Novel)

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017