Sebagian pelaku pasar menjadi ragu terhadap kebijakan-kebijakan Presiden AS Donald Trump selanjutnya, situasi itu yang menahan laju dolar AS
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat enam poin menjadi Rp13.317 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.323 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa proyeksi pasar terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Reverse Repo Rate) yang tetap di level 4,75 persen menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah.
"Kondisi ekonomi yang kondusif diperkirakan membuat Bank Indonesia mempertahankan level BI 7-Day Reverse Repo Rate," katanya.
Ia menambahkan bahwa pergerakan dolar AS yang masih dibayangi ketidakpastian politik menyusul kegagalan pemerintahan Presiden AS Donald Trump meloloskan UU Kesehatan yang baru mengganti UU Kesehatan yang ada, yakni Obamacare.
"Sebagian pelaku pasar menjadi ragu terhadap kebijakan-kebijakan Presiden AS Donald Trump selanjutnya, situasi itu yang menahan laju dolar AS," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa pergerakan dolar AS yang melemah dibayangi oleh hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB) yang akan disimpulkan pada pekan ini.
"Jika ECB cenderung hawkish, maka penguatan mata uang euro dipastikan kembali menekan dolar AS yang akhirnya dapat berdampak positif pada mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017