Jakarta (ANTARA News) - Dominasi asing di berbagai bidang kehidupan di Indonesia dinilai oleh dua mantan pejabat tinggi negara sudah sangat kuat, bahkan upaya memandirikan bangsa melalui reformasi dan momentum Hari kebangkitan Nasional setiap 20 Mei semakin jauh dari kenyataan. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran semua pihak agar sisa-sisa harapan untuk memandirikan bangsa bisa menjadi modal untuk mengurangi dominasi pihak asing, demikian intisari pendapat mantan Ketua MPR Amien Rais dan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli dalam dialog interaktif "Perspektif Indonesia" di Gedung DPD di Senayan Jakarta, Jumat. Pada dialog yang diselenggarakan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan bertema "99 Tahun Kebangkitan Nasional 9 Tahun Reformasi", Amien berpendapat setelah sembilan tahun reformasi dan setelah 99 tahun Kebangkitan Nasional, semangat dan proses memandirikan bangsa bukan bertambah kuat, namun justru menyusut di kalangan pejabat dan di masyarakat. Karena itu, Indonesia seolah kehilangan momentum untuk memperkuat kedaulatan politik dan ekonomi, katanya. "Setelah lebih 60 tahun Indoensia merdeka, ternyata dominasi asing semakin kuat. Sumber-sumber ekonomi dan sumber daya alam telah dikuasai asing. Bahkan berdasarkan UU Tata Ruang, pihak asing bisa memiliki HGU/HGB hingga 95 tahun," katanya. Hilangnya kedaulatan ekonomi dan politik, kata Amien, juga berimplikasi pada ketidakberdayaan Indonesia terkait niatnya memulangkan aset dan pelaku kejahatan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang diduga ada di Singapura. Ternyata Singapura mau menandatangani perjanjian ekstradisi bersamaan dengan keinginanannya menggunakan wilayah Indonesia sebagai area latihan bersama. Amien prihatin Indonesia mau digunakan sebagai tempat latihan perang bagi militer Singapura karena walaupun kemungkinan lokasi latihan perang itu berada di Riau, tetapi ada kemungkinan latihan itu menjangkau Baturaja (Sumatera Selatan). "Kedaulatan kita sungguh sudah goyah. Namun saya menyambut baik niat Menhan yang ingin merevisi perjanjian tersebut," katanya. Rizal Ramli sependapat dengan Amien Rais. Dia mengemukakan semestinya kondisi saat ini sudah menggugah kesadaran publik mengenai perlunya kemandirian. "Kita harus introspeksi dimana pijakan kita saat ini. Kok jadinya seperti ini, dominasi asing sudah sedemikian kuat," katanya. Rizal mengemukakan, ia baru saja (selama beberapa hari) diundang pemerintah Vietnam terkait desain ekonomi Vietnam. Vietnam merupakan negeri yang luar biasa etis kerja dan semangat kemandiriannya. "Tak ada negara yang bisa mengalahkan AS dan Perancis secara fisik, tetapi Vietnam bisa," katanya. Vietnam sedang mendesain ekonominya untuk jangka 20 tahun ke depan. Secara ekonomi dan politik, Vietnam menolak dominasi asing. Vietnam juga mendisain ekonominya sendiri dan menolak desain pihak Barat. Menurut Rizal, hal yang sebaliknya dengan Vietnam justru terjadi di Indonesia. Momentum reformasi sembilan tahun lalu yang semstinya bisa menjadi tonggak untuk menumbuhkan semangat kemandirian justru ditumpangi "penumpang gelap" yang membelokkan arah reformasi. Akibatnya, tegasnya, Indonesia kembali dikuasai asing seperti jaman kolonial.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007