Jakarta (ANTARA News) - Realisasi ekspor pupuk yang dilakukan oleh produsen pupuk nasional selama 2007 baru mencapai 77 ribu ton atau 15 persen dari volume yang direncanakan 512 ribu ton. Direktur Pemasaran PT Pusri, Bowo Kuntohadi di Jakarta, Jumat, menyatakan dari realiasi ekpor pupuk itu, terbanyak dari PT Pusri mencapai 37 ribu ton, PT Pupuk Kaltim 20 ribu ton dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) 30 ribu ton. "Kita mengajukan permintaan ekspor pupuk ke pemerintah karena terjadi kelebihan produksi," katanya. Dia mengatakan, produksi pupuk nasional pada 2007 ditargetkan sebanyak 5,77 juta ton ditambah dengan stok awal tahun total mencapai 6,1 juta ton. Sementara itu, tambahnya, kebutuhan untuk sektor pertanian sebanyak 4,3 juta ton, industri, perkebunan dan lain-lain 1,2 juta ton sehingga masih akan terdapat kelebihan sekitar 244 ribu ton. Menanggapi rendahnya realiasi ekspor pupuk, Bowo menyatakan, hal disebabkan ekspor baru dimulai pada Mei 2007 padahal nantinya akan berlangsung hingga September tahun ini. "Pada bulan-bulan tersebut permintaan pupuk di dalam negeri biasanya rendah," katanya. Menurut dia, setiap tiga bulan akan dilakukan penghitungan terhadap jumlah penyerapan maupun stok pupuk. Jika penyerapan di dalam negeri semakin tinggi sementara stok rendah maka rencana ekspor sebesar 512 ribu ton itu akan dikaji kembali. Dia mengatakan, ketersediaan pupuk urea bersubsidi pada akhir bulan Mei- Desember 2007 di lini III dalam kondisi dobel stok atau melebihi stok yang ditentukan. Dia mencontohkan stok di lini III pada Mei 2007, mencapai 610.570 ton atau mencapai 425 persen dari ketentuan sebanyak 143.721 ton. Stok bulan Juli diperkirakan mencapai 786.101 ton atau 665 persen dari ketentuan sebanyak 118.250 ton, untuk Oktober mencapai 958.510 ton (ketentuan stok 167.700 ton) dan Desember diharapkan sebanyak 489.746 ton (ketentuan stok 244.873 ton). Menanggapi kekuatiran terjadinya kelangkaan pupuk di dalam negeri sebagai dampak ekspor, Bowo menegaskan bahwa ekspor tersebut dari barang pabrik bukan stok yang ada di lini III. "Lini III sudah dobel stok sehingga tidak mungkin ada kelangkaan pupuk," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007