Jakarta (ANTARA News) - Kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini akan membawa dampak positif menaikan ekspor gas alam cair (LNG) Indonesia. "Kenaikan harga minyak dunia akan membawa dampak negatif sekaligus juga membawa dampak positif bagi Indonesia. Dampak positifnya jumlah ekspor LNG akan naik," kata Pengamat Perminyakan Kurtubi, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, permintaan akan gas alam cair terhadap Indonesia akan mengalami kenaikan sebagai alternatif pilihan energi atas naiknya harga minyak mentah di pasaran luar negeri. Saat ini, dia mengatakan, ekspor LNG Indonesia mencapai 20 juta ton kaki kubik per tahunnya. Dengan jumlah tersebut LNG mampu menyumbang devisa kepada negara sebesar 8 miliar dolar AS per tahun. "Penerimaan dari ekspor LNG secara netto memiliki dampak positif pada penerimaan negara seiring naiknya harga minyak dunia," katanya. Namun demikian, dia mengatakan, kenaikan harga minyak mentah dunia juga dapat membawa dampak negatif yakni naiknya subsidi BBM yang harus dikeluarkan pemerintah. Alasannya pemerintah telah berjanji untuk tidak menaikan harga BBM lagi sampai 2009, sehingga mau tidak mau pemerintah harus menganggarkan lebih besar dana untuk subsidi BBM. Menanggapi naiknya harga minyak mentah dunia, Kepala Divisi BBM PT Pertamina Persero Djaelani Sutomo mengatakan, kemungkinan naiknya harga BBM di dalam negeri ada karena pada dasarnya harga yang dikeluarkan Pertamina hanya mengikuti apa yang ada di pasar. "Kemarin kita sudah kenaikan. Berdoa saja nilai tukar rupiah semakin membaik sehingga kenaikan BBM khususnya untuk BBM non subsidi dan BBK tidak terlalu banyak mengalami kenaikan," ujar Djaelani. Dia mengatakan ada dua alasan jika Pertamina harus menaikan harga BBM, yakni naiknya harga minyak dunia dan melemahnya rupiah terhadap dolar yang mengakibatkan biaya produksi meningkat. Namun, dia mengatakan, sulit bagi Pertamina untuk tidak menaikan harga jika harga minyak mentah di dunia naik. Menurut dia, kemungkinan harga BBM non subsidi tidak naik hanya jika rupiah bisa mencapai angka Rp7.500 per dolar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007