Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa malam, menyebutkan penerbitan Global Bonds dan Euro Bonds secara bersamaan ini merupakan transaksi dual-currency yang pertama kali dilakukan negara di Asia Tenggara dalam kurun lebih dari satu dekade.
Dua seri Global Bonds yang diterbitkan pemerintah adalah seri RI0727 dan RI0747 yang masing-masing memiliki nominal sebesar satu miliar dolar AS.
Seri RI0727 memiliki tenor 10 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 18 Juli 2027 serta tingkat kupon 3,85 persen. Sedangkan, seri RI0747 memiliki tenor lebih panjang yaitu 30 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 18 Juli 2047 serta tingkat kupon 4,75 persen.
Satu seri Euro Bonds yang diterbitkan pemerintah adalah seri RIEUR0724 yang memiliki tenor tujuh tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 18 Juli 2024 serta tingkat kupon 2,15 persen.
Distribusi penjualan untuk seri RI0727 paling banyak untuk kawasan Amerika Serikat (AS) sebesar 38 persen, diikuti Asia kecuali Indonesia 25 persen, Eropa 22 persen dan Indonesia 15 persen.
Distribusi penjualan untuk seri RI0747 paling banyak juga untuk kawasan AS sebesar 38 persen, diikuti Asia kecuali Indonesia 35,5 persen, Eropa 24 persen dan Indonesia 2,5 persen.
Sementara itu, distribusi penjualan untuk seri RIEUR0724 paling banyak untuk kawasan Asia kecuali Indonesia 17 persen, Inggris Raya 16 persen, Jerman dan Eropa lainnya masing-masing 13 persen, AS 11 persen, Indonesia 10 persen, Swiss 8 persen, Italia 7 persen dan Perancis 5 persen.
Tiga seri obligasi valas ini mempunyai porsi investor terbesar pada asset manager atau fund manager dengan rata-rata kepemilikan mencapai diatas 50 persen.
Dalam kesempatan kali ini, penerbitan Euro Bonds mencatatkan kupon dan imbal hasil terendah sepanjang penerbitan surat utang dalam denominasi Euro oleh pemerintah RI.
Penerbitan Global Bonds juga mencatatkan selisih (spread) paling ketat yaitu hanya 90 bps untuk tenor 10 dan 30 tahun, serta salah satu yang terketat diantara penerbit surat utang berdenominasi valas di kelompok negara berkembang.
Dalam orderbook, pemerintah mampu menarik minat dalam jumlah besar dari berbagai investor berkualitas termasuk investor tradisional Eropa, dengan total penawaran masuk mencapai masing-masing 7,3 miliar dolar AS dan 4,3 miliar Euro.
Penerbitan ini memungkinkan pemerintah untuk memenuhi sebagian target pembiayaan APBN melalui penerbitan SUN sekaligus memperpanjang profil jatuh tempo utang pemerintah dalam dolar AS.
Penerbitan ini juga dilakukan pada momen yang tepat atas kondisi pasar yang cepat berubah sehingga dapat mencapai efisiensi penetapan harga yang optimal untuk semua seri.
Pemerintah ikut meraih momentum sebelum adanya potensi kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Bank Sentral AS (The Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada sisa tahun 2017.
Tiga seri SUN valas yang akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange ini telah memperoleh peringkat Baa3 dari Moodys dan BBB- dari Fitch.
Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BNP Paribas, Citigroup, Deutsche Bank dan Goldman Sachs (Singapore) Ltd. Bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
(S034/B012)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017