Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan pengoperasian sebanyak 20 unit bus sedang yang merupakan hasil kerja sama pembiayaan dengan BNI Syariah pada Agustus 2017.
"Dari 50 unit bus sedang yang pembiayaannya sudah disiapkan oleh bank sebanyak 20 unit di antaranya sudah mulai diproses. Kami targetkan bus-bus sedang itu sudah bisa beroperasi pada Agustus 2017," kata Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut dia, BNI Syariah memberikan pembiayaan maksimum hingga Rp562 juta untuk setiap unit bus sedang. Dengan sistem pembiayaan murabahah, maka pemilik kendaraan akan menerapkan sistem bagi hasil ekuivalen sebesar 11 persen selama tujuh tahun.
"Dalam kerja sama itu, pihak bank sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp168 miliar untuk pembelian sebanyak 300 unit bus sedang. Pembiayaan dilakukan secara bertahap. Sebagai awalan, pembiayaan akan diberikan untuk pembelian 50 unit bus sedang," ujar Budi.
Sementara itu, Direktur Pelayanan dan Pengembangan Bisnis Transjakarta Welfizon menuturkan saat ini pihaknya sudah menerima sebanyak 56 aplikasi pengajuan pembiayaan pembelian unit-unit bus sedang.
"Pembayaran angsuran oleh pengusaha angkutan umum akan dipotong langsung melalui sistem pembayaran rupiah per kilometer yang kami terapkan. Jadi, bukan pengusaha yang bayar langsung ke bank, tetapi melalui Transjakarta. Cara ini relatif lebih aman bagi pihak bank," tutur Welfizon.
Seperti diketahui, pada hari ini, PT Transjakarta menandatangani perjanjian kerja sama dengan BNI Syariah dalam rangka penyaluran pembiayaan untuk pembelian bus sedang bagi mitra Transjakarta.
Kerja sama itu dilatarbelakangi Keputusan Gubernur Nomor 2348 Tahun 2015 perihal penugasan kepada Transjakarta untuk dapat mengintegrasikan sistem angkutan umum pengumpan dengan bus sedang ke dalam sistem Bus Rapid Transit (BRT).
Pewarta: Cornea K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017