Jakarta (ANTARA News) - Pakar pencucian linen dan laundry kesehatan Rusben Sidauruk mengatakan belum semua rumah sakit (RS) di Indonesia menyediakan manajemen pengelolaan tempat pencucian linen atau laundry sesuai standar Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
"Belum semua RS yang beroperasi di Indonesia mengikuti akreditasi, sehingga mungkin belum mengetahui standar yang ditetapkan dalam Permenkes," kata Pakar pencucian linen atau laundry kesehatan Rusben Sidauruk saat menjadi pembicara dalam pelatihan linen dan loundry Rumah Sakit se-Indonesia Berdasarkan Menkes di Prime Park Hotel Bandung, Selasa.
Rusben mengaku hal itu perlu perhatian karena bahaya penularan kuman patogen lewat linen dan pakaian dapat mengakibatkan infeksi, bertambahnya waktu opname di rumah sakit, serta tambahan biaya perawatan bagi pasien.
Menurutnya ada dua faktor utama belum RS belum melaksanakan permenkes itu yakni pertama karena tidak tahu sedangkan kedua sudah tahu namun menganggap akreditasi itu membebani.
Permenkes itu membebani karena RS harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti pemisahan ruang cucian kotor dan bersih. Kendala lainnya yakni mahalnya harga mesin cuci yang memenuhi standar kesehatan.
"Padahal kalau memenuhi standar akan merasakan manfaatnya, tidak hanya bagi pasien tapi juga pegawai RS. Karena linen merupakan salah satu materi yang dipakai berulang kali di RS sehingga tanpa manajemen laundry yang benar, memungkinkan terjadinya wabah infeksi kuman patogen," katanya.
Rusben berharap pasien menjadikan cara mengelola linen sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih RS.
"Jadi sekarang itu kalau memilih RS tidak hanya siapa dokternya, obat apa yang diresepkan tapi juga RS ini sudah terakreditasi belum dalam mencuci seprei dan bajunya. Jangan sampai berobat karena batuk pulang justru kena TBC karena terinfeksi kuman yang menempel di seprei kasur," tegasnya.
Distributor IPSO di Indonesia Helmy Chandra menambahkan sosialisasi dan pelatihan dilakukan bersama PT Rajawali Nusindo kepada pengelola RS di beberapa kota.
"Produk laundry RS berbeda dengan produk rumah tangga. Sistemnya juga berbeda. Jadi idealnya ada ruangannya yang didesain beda. Ada dua operator berbeda, ini untuk menjamin higienis," ujarnya.
Helmi menambahkan produk IPSO sudah dipakai di beberapa RS besar seperti RSPAD Gatot Subroto. "Produk kami memiliki standar Eropa dan sudah sesuai dengan permenkes 1204 tahun 2014," jelasnya.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017