Jakarta (ANTARA News) - Mata Elis (57) berkaca-kaca mengingat video yang memperlihatkan bagaimana putra bungsunya, Farhan, dirundung oleh teman-teman di kampusnya pada Jumat (14/7).
Hanya sekali saja dia berani melihat video itu. Sekarang, mengingatnya saja sudah membuatnya sedih.
"Sejak kejadian itu, kita enggak ada yang makan. Kayak puasa saja. Karena terlalu sedih," kata dia kepada wartawan di kediamannya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa.
Ayah Farhan, Mansur (67), juga terpukul, dan masih ingat betul reaksi Elis waktu kali pertama menyaksikan video perundungan Farhan pada Minggu.
"Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Anak saya yang lihat videonya. Ibunya langsung nangis," kata dia.
Mansur mengatakan Farhan mengaku sudah mengalami perundungan semacam itu sejak semester pertama.
"Menurut dia sudah semenjak semester pertama. Dia enggak mau membebani orangtua. Mau menghadapi sendiri," tutur dia.
Dalam video, sekelompok orang tampak menahan laju Farhan yang kala itu mengenakan jaket abu-abu dengan menarik tas ranselnya. Korban tidak bisa berjalan karena tindakan itu.
Karena kesal, Farhan akhirnya melempar tempat sampah ke arah orang yang mengganggunya. Di sisi lain, orang-orang di sekitarnya tak terlihat membantu korban, mereka hanya diam terpaku. Sebagian bahkan terdengar meneriaki korban.
(Baca: Anggota DPR minta pelaku perundungan di Gunadarma ditindak)
(Baca juga: Menristekdikti: tindak tegas pelaku bullying di kampus)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017