Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyatakan rasa puasnya atas program rekonstruksi dan rehabilitasi Yogyakarta dan Jawa Tengah akibat bencana tsunami pada Mei 2006 yang dibiayai oleh dana multidonor Java Reconstruction Fund (JRF) hingga senilai 79 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Rasa puas itu diungkapkan, karena laju rekonstruksi seluruh infrakstruktur dasar dan pendukung di seluruh kawasan yang terkena dampak bencana cukup cepat, demikian dikutip dari situs resmi Bank Dunia, Jumat.
Menurut Joel Hellman, Pejabat Sementara Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, menjelaskan bahwa hanya dalam waktu satu tahun, sekitar 8.000 rumah permanen baru dan 5.000 tempat penampungan telah terbangun, atau sedang diselesaikan, di 156 desa yang semula hancur luluh.
Masyarakat juga tengah merehabilitasi 123 km jalan desa, 30 km dinding penahan, 6.000 fasilitas persediaan air dan sejumlah infrastruktur kecil lainnya.
"?Laju pembangunan perumahan di Yogyakarta dan Jawa Tengah setelah tragedi yang dahsyat ini telah mencetak standar internasional baru bagi suksesnya program-program rekonstruksi. Ini menjadi bukti daya tahan masyarakat dan sebuah contoh bagaimana rekonstruksi berbasis masyarakat membuahkan hasil nyata,? ujar Joel.
Selain rekonstruksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, JRF juga telah membangun kembali sekitar 146.173 rumah atau 52 persen dari 280.000 rumah yang dihancurkan oleh gempa di Pengandaran Jawa Barat tahun lalu, sebuah hasil yang luar biasa mengingat dahsyatnya kerusakan yang diperkirakan sekitar 3 milyar dolar AS.
Dia menambahkan, keseluruhan nilai program rekonstruksi di Jawa diperkirakan mencapai 883 juta dolar AS, dimana 78 persen berasal dari pemerintah pusat dan sisanya berasal dari JRF yang merupakan hasil kontribusi dari Komisi Eropa, Belanda, Inggris, Kanada, Finlandia dan Denmark yang dikelola oleh Bank Dunia.
Hingga saat ini, JRF telah mengalokasikan sekitar 60 juta dolar AS untuk membangun lagi 18.000 perumahan dan 6,6 juta dolar AS untuk 24.000 tempat penampungan. Diperkirakan JRF akan mengalokasikan sekitar 7-11 juta dolar AS bagi proyek-proyek mata pencaharian. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007