"Kurs rupiah masih dalam tren penguatan terhadap dolar AS, surplus neraca perdagangan Juni 2017 yang naik menjadi salah satu faktornya," kata Ekonom Sammuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Juni 2017 sebesar 1,63 miliar dolar AS.
Ia menambahkan bahwa kondisi dolar AS yang cenderung mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia, juga turut memberikan sentimen positif bagi kurs domestik.
"Rupiah masih berpeluang menguat di tengah dolar AS yang konsisten melemah di pasar global," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan, rasio utang Indonesia yang relatif masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara anggota G20 meredakan kekhawatiran pelaku pasar.
"Pemerintah menyatakan rasio utang terhadap PDB masih di bawah batas aman. Kondisi itu menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap Indonesia," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen positif di dalam negeri itu membuat permintaan terhadap aset-aset berdenominasi rupiah kembali meningkat sehingga fluktuasi mata uang domestik di pasar valas bergerak di area positif.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017