Banda Aceh (ANTARA News) - Sepuluh petinju putra dan putri Aceh yang disiapkan untuk mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) akan terus ditempa di daerah pegunungan di Kabupaten Aceh Tengah untuk meningkatkan fisik dan stamina mereka, kata pelatih kepala Pengprov Pertina Aceh, Rahman Boga, di Banda Aceh. Sepuluh petinju yang menikuti pemusatan latihan daerah (Pelatda) Aceh tersebut adalah Dery (layang ringan/45kg), Somed Hero Lubis (layang/48kg), Faisal (terbang/51kg), Agus Merbau (bantam/54kg), Antoni (bulu/57kg), Doel Fitri (ringan/60kg), Marwan Muling (welter ringan/64kg), Suryadi (welter/69kg), serta dua atlet wanita Intan Permatasari (terbang/51kg) dan Dian (ringan/60kg). Rahman menyatakan, Pelatda akan berakhir pada Juni dan setelah itu para atlet langsung bertolak ke Aceh Tengah, sebelum berangkat ke Kejurnas di Bengkalis, Provinsi Riau, yang akan digelar 20 Juli 2007. Ia menjelaskan, tujuan latihan di pegunungan berhawa dingin itu adalah untuk menambah ketahanan fisik para petinju sebelum terjun ke Kejurnas yang sekaligus sebagai babak kualifikasi PON 2008. "Kawasan pegunungan sangat cocok dan baik untuk meningkatkan ketahan fisik petinju, dan itu dilakukan para atlet Pelatnas, yang melakukan latihan fisik di kawasan Puncak, Jawa Barat," kata Rahman. Mengenai peluang petinju Aceh, Rahman menyatakan, pihaknya menargetkan seluruhnya bisa berprestasi dan lolos PON XVII/2008 di Kalimantan Timur. Namun, ia mengemukakan, hal itu semua tergantung dari hasil akhir latihan fisik di kawasan perkebunan kopi di Aceh Tengah. "Kita tunggu saja hasil latihan fisik di Aceh Tengah, baru kita bisa prediksi peluang petinju Aceh di Kejurnas," ujarnya. Meskipun demikian, ia tetap optimistis anak didiknya bisa berprestasi, apalagi dua diantaranya, Somed Hero dan Antoni, berhasil meraih medali perak pada event internasional Arafura Games di Darwin, Australia, beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, pengiriman kedua petinju terbaik Aceh itu ke Arafura Games ternyata memiliki resiko besar, yakni apabila sampai mereka gagal dan kalah KO, maka dipastikan tidak bisa ikut Kejurnas. "Dari tiga provinsi yang mewakili Indonesia pada Arafura Games tersebut hanya Aceh yang mengirim petinjunya, karena dua daerah lain, Irian Jaya Barat dan Bali, takut petinju mereka KO di sana dan tidak bisa ikut Kejurnas," jelasnya. Dalam peraturan tinju, apabila salah seorang atlet kalah KO, maka selama enam bulan tidak dibenarkan ikut bertanding. "Jadi, Aceh waktu itu agak sedikit nekad, dan Alhamdulillah, dua petinju kita ternyata tidak kalah KO dan berhasil meraih dua medali perak," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007