New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB) setelah selama pekan lalu menguat, karena para investor khawatir tentang kenaikan produksi minyak mentah dari Amerika Serikat (AS).
Produksi minyak di beberapa daerah minyak serpih (shale oil) AS akan meningkat 113.000 barel per hari, demikian prakiraan Badan Informasi Energi AS (EIA), Senin (17/7) waktu setempat.
Para analis menilai, kenaikan produksi AS membuat investor khawatir bahwa usaha-usaha yang dipimpin oleh Organisai Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menguras membanjirnya pasokan minyak global mungkin tidak cukup efektif.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Agustus turun 0,52 dolar AS menjadi menetap di 46,02 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, merosot 0,49 dolar AS menjadi ditutup pada 48,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak telah meningkat selama lima hari berturut-turut pada pekan lalu, didukung oleh meningkatnya permintaan minyak global.
Badan Energi Internasional (IEA) mengeluarkan prospek kuat untuk permintaan minyak global pada Kamis lalu (13/7), dengan mengatakan bahwa konsumsi di Tiongkok, Jerman dan Amerika Serikat meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (12/7) bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun 7,6 juta barel selama pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang turun 2,9 juta barel.
Para analis mengatakan laporan-laporan terakhir membantu meredakan kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan global, demikian catatan kantor berita Xinhua China.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017