Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers mengatakan bahwa pada Juni 2017 surplus sektor nonmigas mencapai 1,96 miliar dolar AS, sementara sektor migas mengalami defisit sebesar 352,1 juta dolar AS.
"Neraca Juni 2017 surplus 1,63 miliar dolar AS. Dengan ekspor sebesar 11,64 miliar dolar AS dan impor 10,01 miliar dolar AS," kata Suhariyanto, di Jakarta, Senin.
Jika dilihat dari sisi volume, neraca volume perdagangan juga mengalami surplus sebesar 28,25 juta ton, yang didorong oleh surplus neraca nonmigas sebesar 28,40 juta ton sementara sektor migas defisit sebesar 150 ribu ton.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Juni 2017 mencapai 7,63 miliar dolar AS. Kinerja ekspor pada periode tersebut mencapai 79,96 miliar dolar AS dan impor sebesar 72,33 miliar dolar AS.
Surplus tersebut didorong oleh surplus neraca nonmigas sebesar 11,6 miliar dolar AS, kendati sektor migas mengalami defisit sebesar 4,02 miliar dolar AS.
"Secara kumulatif neraca perdagangan surplus, yang tertinggi sejak 2012. Ini merupakan perkembangan yang baik," kata Suhariyanto.
Pada periode tersebut, negara-negara penyumbang surplus antara lain adalah India yang mencapai 5,04 miliar dolar AS, Amerika Serikat 4,7 milliar dolar AS dan Belanda sebesar 1,56 miliar dolar AS.
Sementara tiga negara penyumbang defisit terbesar adalah Republik Rakyat Tiongkok yang mencapai 6,62 miliar dolar AS, Thailand sebesar 1,83 miliar dolar AS dan Australia sebesar 1,57 miliar dolar AS.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017