Tokyo (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan meskipun saat ini membutuhkan gas untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang terus meningkat, Indonesia tetap akan menjaga hubungan dengan negara-negara sahabat, seperti Jepang. Jusuf Kalla mengemukakan hal itu pada konferensi internasional ke-13 yang diselenggrakan oleh Nikkei di Tokyo, Jepang, Jumat. Menurut Wapres, saat ini konsumsi gas dalam negeri mengalami kenaikan cukup tajam, karena adanya pertumbuhan penduduk maupun adanya pertumbuhan industri-industri baru. Wapres menjelaskan selama 10 tahun terakhir ini telah terjadi krisis energi yang tidak terduga. Ketersediaan energi murah, tambahnya, sudah tidak ada lagi. Untuk Indonesia sendiri yang memiliki penduduk 230 juta jiwa tentu juga akan sangat berat. "Artinya kami perlu banyak energi," kata Wapres. Oleh karena itu, energi yang dimiliki, tambah Wapres, akan lebih dulu digunakan untuk memenuhi kepentingan dalam negeri. Wapres juga menjelaskan bahwa saat ini Indonesia telah melakukan diversifikasi dan mencari sumber energi alternatif lainnya. Pada dasarnya, katanya, Indonesia sangat menghargai semua kontrak, bahkan untuk itu ada pabrik pupuk yang sampai tutup. Dari kondisi pengorbanan tersebut, katanya, perlunya kerjasama untuk eksplorasi. "Sehingga kita saling untung dan berkembang bersama," kata Wapres. Menurut Wapres, Indonesia akan tetap memiliki komitmen untuk tetap memenuhi kontrak ekspor gas, namun dengan catatan bila semua kebutuhan nasional sudah terpenuhi. Dalam pidato lainnya, Wapres menjelaskan saat ini Indonesia memiliki konsep "Industry follow energy." Dalam sesi tanya jawab, Wapres mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa, setidaknya ada tujuh orang yang mengajukan pertanyaan. Masalah isu pemanasan global, soal nilai tukar rupiah, masa depan ekonomi Indonesia dan soal investasi di Indonesia menjadi pertanyaan para peserta. Mengenai pemanasan global, Wapres menjelaskan bahwa Indonesia memang memiliki hutan tropis yang sangat besar di dunia. Dan setelah dieksploitasi saat ini hutan-hutan di Indonesia mengalami kehancuran. Atas kondisi hutan Indonesia tersebut, tambah Wapres, negara-negara di dunia mendesak Indonesia untuk bertanggungjawab, padahal hasil hutan dan kayu-kayu tersebut juga ikut dinikmati oleh negara-negara lain. Oleh karena itu, Wapres mengajak negara-negara di dunia agar bersama-sama menanggulangai masalah pemanasan global ini. Sementara mengenai iklim investasi dan prospek masa depan ekonomi Indonesia, Wapres menjelaskan kondisi Indonesia saat ini merupakan yang paling baik. Jika dua tahun lalu, di Indonesia banyak terjadi konflik, maka dalam dua tahun terakhir ini tidak ada lagi konflik di Indonesia, selain itu stabilitas keamanan dalam negeri juga sangat baik, katanya. "Saya yakin dengan kerjasama dengan negara-negara sahabat, Indonesia di masa depan akan memiliki prospek yang lebih baik," kata Wapres. Pada acara koferensi ineternasional ini,, Wapres Jusuf kalla didampingi oleh Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Kepala BKPM M Lutfie, pengusaha nasional Sofyan Wanandi serta Seswapres Tursandi Alwi. Kehadiran Wapres dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Nikkei ini merupakan yang kedua kalinya setelah tahun lalu juga diundang sebagai pembicara dalam acara yang sama. (*)
Copyright © ANTARA 2007