Cuplikan dari sekuel "Wreck-It Ralph" itu memperlihatkan Ralph dan Vanellope masuk ke dunia Internet. Mereka tiba di situs Disney yang menyerupai taman bermain Disney virtual, lalu Vanellope mengganggu pertemuan putri-putri Disney dari masa lampau dan masa kini.
"Melihat semua putri berkumpul, kami ingin mereka bersenang-senang dengan Vanellope... Dia melihat sosok asli para putri dan itu mengobrak-abrik stereotipe," kata John Lasseter, chief creative officer of Pixar and Walt Disney Animation Studios seperti dilansir Reuters.
Kisah putri-putri Disney kerap dikritik karena menggambarkan perempuan sebagai orang tak berdaya dan butuh pertolongan dari kaum Adam, seperti Cinderella, Putri Tidur dan Snow White. Film-film baru seperti "Brave" dan "Moana" menggambarkan gadis-gadis yang mendobrak tradisi dan menentukan masa depan mereka sendiri.
Dalam adegan itu, para puteri termasuk Snow White, Jasmine, Tiana, Rapunzel, Elsa dan Moana menentukan apakah Vanellope seorang putri dengan menanyakan apakah dia pernah diperbudak atau punya masalah dengan ayahnya.
Ketika dia menjawab tidak untuk pertanyaan terakhir, para putri kompak menjawab "kami juga tidak!" Kemudian mereka mengganti gaun dengan kaus dan celana training dan berdiskusi mengenai tantangan menjadi sempurna.
Snow Shite menunjukkan kacamata yang tebal dan Putri Jasmine mengungkapkan dia alergi kucing meski punya peliharaan harimau, demikian seperti dilansir Reuters.
(Baca: Ini daftar film Disney yang akan tayang hingga 2019)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017