Jakarta (ANTARA News) - Pakar kebijakan publik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengapresiasi kajian serius yang dilakukan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta.
"Kita harus mengapresiasi langkah maju pemerintah. Delapan tahun ini, wacana pemindahan ibu kota selalu muncul dua sampai tiga kali dalam setahun tanpa ada tanggapan berupa kajian," kata Andrinof dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Andrinof mengatakan wacana pemindahan ibu kota harus ditanggapi secara terukur dan terencana. Kajian yang saat ini sedang dilakukan pemerintah, kata dia, sudah benar dan harus diapresiasi.
"Kalau tidak ada kajian, wacana pemindahan ibu kota hanya akan timbul tenggelam dan menghabiskan energi," tuturnya.
Menurut Andrinof, kajian untuk memindahkan ibu kota sudah seharusnya dilakukan bertahun-tahun sebelumnya bila pemerintah memang serius dengan wacana tersebut.
Untuk menentukan lokasi mana yang akan dibangun menjadi ibu kota baru, Andrinof mengatakan harus berdasaran kajian, bukan sekadar kekaguman terhadap salah satu tokoh, kepentingan daerah tertentu atau romantisme masa lalu.
"Harus berdasarkan kepentingan yang lebih besar," ujarnya.
Namun, Andrinof berpendapat ibu kota baru yang akan dibangun harus berada di tengah Indonesia dan di luar Pulau Jawa dengan lahan yang relatif masih kosong atau kepadatan penduduk yang masih rendah.
"Juga harus ada daya dukung lingkungan misalnya ketersediaan air serta mudah diakses menggunakan berbagai macam alat transportasi," katanya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017