Yordania adalah wali kompleks di Yerusalem timur yang dicaplok oleh Israel itu, dan berulang kali mengecam pelanggaran peraturan di tempat tersuci ketiga bagi umat Islam itu.
"Israel harus membuka kembali masjid Al Aqsa dan kompleks Haram al Sharif segera," kata juru bicara pemerintah Yordania, Mohamed Momani, yang juga menjabat sebagai menteri informasi.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Petra, ia menambahkan bahwa Israel harus "menahan diri untuk tidak mengambil langkah apa pun yang ditujukan untuk mengubah" status quo Yerusalem atau kompleks Masjid Al Aqsa.
Dalam sebuah langkah yang tidak biasa, pasukan keamanan Israel menutup lokasi tersebut setelah tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan ke arah polisi di Yerusalem yang menewaskan dua petugas.
Para pelakunya lari, dan kemudian ditembak hingga tewas di tempat yang disebut Haram al Sharif -- yang mencakup masjid Al Aqsa dan Masjid Kubah Batu-- oleh orang Islam atau Temple Mount bagi orang Yahudi.
"Yordania menolak serangan apa pun terhadap hak-hak orang Muslim," kata Momani sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Penutupan masjid itu membuat umat Islam harus beribadah di luar kompleks. (hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017