Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberikan penjelasan mengenai kronologi pengeroyokan terhadap ahli IT Hermansyah yang terjadi di Tol Jagorawi beberapa waktu tersebut.
Dalam siaran tertulis, Jasa Marga menyampaikan bahwa petugas yang mendatangi lokasi kejadian adalah petugas konstruksi dari kontraktor pembangunan Light Rail Transit (LRT), bukan petugas operasional Jasa Marga.
Petugas konstruksi LRT, kata Jasa Marga, yang datang ke lokasi kejadian adalah petugas konstruksi yang tidak memiliki keahlian untuk menangani korban luka.
Korban Hermansyah ditemukan di kilometer 6 Jalan Tol Jagorawi dari arah Bogor oleh petugas LRT yang baru selesai melaksanakan pemasangan balok landasan proyek LRT Cawang Cibubur, kata Jasa Marga dalam keterangan tersebut.
Pelaku pengeroyokan melarikan diri begitu melihat aksinya diketahui orang lain. Teuku Gandawan, melalui keterangan tertulis berdasarkan penuturan Irina (istri korban), juga menuliskan penyerang melarikan diri berbarengan dengan kedatangan petugas.
Dalam keterangannya, Gandawan menulis dua mobil petugas Jasa Marga datang ke lokasi sekitar pukul 03.00-03.10, berhenti di depan mobil korban dan beberapa petugas Jasa Marga keluar dari mobil itu.
Irina, masih berdasarkan kronologis Gandawan, meminta petugas Jasa Marga untuk segera memanggil polisi dan ambulans.
Jasa Marga menjelaskan petugas LRT tersebut melalui saluran komunikasi internal operasional Jalan Tol Jagorawi menginformasikan kejadian, diterima oleh Petugas Patroli Jalan Raya (PJR).
PJR memerintahkan agar petugas ambulans Jasa Marga segera menuju lokasi kejadian.
Berdasarkan kronologi Gandawan pada pukul 03.10-03.30, korban menunggu sekitar 20 menit dan datang mobil emergency tol, bukan ambulans. Melihat kondisi korban semakin melemah, Irina menyetir sendiri menuju RS Hermina Depok, tanpa ditemani petugas Jasa Marga.
Jasa Marga menyatakan petugas ambulans tidak bertemu dengan korban ketika sampai di lokasi kejadian karena telah dibawa ke rumah sakit.
Jasa Marga juga menyatakan telah memberikan rekaman CCTV, baik rekaman di lajur maupun gerbang, yang diminta kepolisian yang digunakan untuk mengidentifikasi pelaku pengeroyokan.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017