Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan dengan kebijakan diversifikasi sumber daya daerah.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Luhut memaparkan potensi ekonomi dan kendala yang dihadapi dalam rapat koordinasi dengan pemerintah daerah dan Bank Indonesia di Balikapapan, Jumat.
"Dari pertemuan ini, kami akan segera ada concern (perhatian) mengenai pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kalimantan ini, di antaranya mengenai tata ruang Kalimantan Tengah (Kalteng), misalnya kami akan segera rapat minggu depan memanggil instansi terkait apa masalahnya," katanya.
Selain masalah tata ruang di Kalteng, Luhut menyampaikan ada pula beberapa potensi jalan yang perlu di selesaikan di kabupaten atau sekitar Kaliimantan Timur (Kaltim) dan pasokan listrik di Kalimantan Tenggara (Kaltara).
Mantan Menko Polhukam itu mengatakan Kaltara memiliki potensi listrik hingga 9.000 MW yang memancing minat dua kelompok pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi.
"Salah satunya yang sudah ada success story (kisah sukses) yaitu di Morowali, dan itu terintegrasi. Kalau semua terintegrasi, itu angkanya sangat besar, dan kalau itu terjadi, maka isu mengenai Kaltara akan segera terselesaikan, karena itu mengenai kerja yang besar seperti di Morowali," ungkapnya.
Luhut meyakini pengembangan Kaltara akan menjadikan provinsi baru tersebut sebagai sentra ekonomi karena memiliki pasokan listrik serta industri smelter.
Ada pun terkait kelapa sawit, pemerintah tengah mengkaji opsi untuk mengekspot satu material atau hanya satu produk turunan.
"Kita akan melihat berapa turunan ke bawah, sehingga nilai tambah daerah itu lebih banyak. Kemudian kita tindak lanjuti segera menyangkut pelabuhannya, lapangan terbangnya. Jadi semua sekarang program itu dilakukan terintegrasi," tambahnya.
Luhut menegaskan dukungannya untuk mendorong pembangunan ekonomi Kalimantan. Meski tidak semudah membalik telapak tangan, ia meyakini pembangunan di pulau tersebut, khususnya di Kaltara dapat diselesaikan sekurang-kurangnya 1,5 tahun.
"Kita lihat pembangunan di Kaltara itu akan membutuhkan sekitar 1,5 tahun dan saya lihat itu akan jadi. Saya yakin itu jadi. Karena return investor Indonesia dan proses pengambilan keputusan Indonesia transparan, pasti mereka senang investor di sini sehingga semua dapat cepat diselesaikan," pungkasnya.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan setidaknya ada tiga kebijakan yang disepakati dalam hasil rapat tersebut.
"Kami menyimpulkan bahwa kita mengidentivikasi strategi memperluas divesifikai sumber daya di daerah perlu diarahkan peda tiga kebijakan utama," katanya.
Tiga kebijakan itu yakni memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil dan memperkuat tata kelola birokasi.
Kedua yakni mengoptimalkan berbagai sektor ekonomi daeah, baik melalui diversifikasi vertikal maupun diversifikasi horizontal, serta yang ketiga yakni mengembangkan kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri secara terpadu.
(T.A062/S025)
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017