Medan (ANTARA News) - Gaji seorang profesor di tanah air dewasa ini maksimal hanya sebesar Rp3,3 juta/bulan.
Jumlah itu sudah termasuk tunjangan transportasi dan uang makan, ujar Guru Besar Antropologi dan Sosiologi Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak, di Medan, Jumat.
Menurut dia, jika dilihat dari nominalnya gaji profesor di Indonesia jauh lebih kecil dibanding gaji profesor di negara lain, seperti Malaysia yang menggaji seorang profesornya Rp35 juta/bulan.
Dengan demikian bisa dibayangkan tingkat kesejahteraan seorang profesor di Indonesia yang dewasa ini jumlahnya mencapai 450 orang, katanya.
Padahal, tambahnya, untuk mendapatkan gelar doktor atau PhD seorang calon profesor harus bekerja keras "mengasah otak" selama bertahun-tahun dan kemudian mengabdikan ilmunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Namun setelah mendapatkan gelar doktor, merekapun harus berpikir lebih keras lagi agar rumah tangga mereka bisa bertahan," ujar sosiolog yang akrab disapa Pak Bas ini.
Dengan kenyataan ini, tak jarang sebagian kecil profesor mencari penghasilan tambahan baik sebagai konsultan, dosen terbang, komisaris atau penasehat bank, atau merangkap menjadi anggota DPR, sehingga pada akhirnya seorang profesor tidak mungkin punya karir akademik yang menjulang tinggi.
Keseriusan pemerintah terhadap dunia pendidikan meski telah 61 tahun merdeka masih perlu dipertanyakan. Apalagi pada pertemuan profesor se Indonesia di Jakarta belum lama ini Presiden dan Mendiknas tidak hadir meski telah diundang, ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007