Hal ini menggambarkan bahwa APBN tetap dijaga sebagai instrumen yang efektif dan kredibel untuk mencapai masyarakat adil dan makmur."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaksanaan APBN pada semester I-2017 menunjukkan kinerja baik dibandingkan periode sama tahun lalu, baik dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan.
"Hal ini menggambarkan bahwa APBN tetap dijaga sebagai instrumen yang efektif dan kredibel untuk mencapai masyarakat adil dan makmur," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis malam.
Sri Mulyani menjelaskan realisasi penerimaan perpajakan dalam periode ini tumbuh sebesar 9,6 persen dibandingkan semester I-2016 yang tumbuh negatif 2,5 persen.
"Bahkan tanpa penerimaan dari tax amnesty, penerimaan perpajakan tetap tumbuh 5,5 persen," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Ia mengatakan kinerja penerimaan perpajakan terbantu oleh penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPN) yang tumbuh 13,5 persen di semester I-2017 dibandingkan periode sama tahun lalu yang tumbuh negatif 3,1 persen.
"Selain itu, penerimaan juga didukung oleh bea keluar yang meningkat pesat hingga mencapai 31,6 persen, dibandingkan periode sama 2016 yang tumbuh negatif 33 persen," kata Sri Mulyani.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga lebih baik karena penerimaan dari SDA migas meningkat dari 26,9 persen pada semester I-2016 menjadi 62,3 persen pada semester I-2017.
Pada postur belanja, realisasi belanja negara semester I-2017 berkontribusi dalam pembangunan jalan baru sepanjang 46,3 kilometer, jalan tol 3,69 kilometer, jembatan 523,08 meter dan fly over maupun underpass 1.187,7 meter.
"Selain itu, telah disalurkan KIP untuk 6,6 juta siswa, BOS untuk 4,5 juta siswa serta bidik misi untuk 256,6 ribu mahasiswa," ungkap Sri Mulyani.
Realisasi DAK fisik juga telah mencapai 29,9 persen lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya, untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan, puskesmas, pasar dan RS rujukan.
"Sementara itu, realisasi DAK nonfisik mencapai 42,7 persen lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya, untuk mendukung penyaluran BOS sebesar 59,9 persen, BOP PAUD 77,3 persen dan TPG 29,7 persen," tambah Sri Mulyani.
Secara keseluruhan, pada semester I-2017, realisasi pendapatan belanja negara telah mencapai Rp718,2 triliun yang terdiri atas pendapatan dalam negeri sebesar Rp718 triliun dan penerimaan hibah Rp0,2 triliun.
Dari pendapatan dalam negeri, realisasi penerimaan perpajakan telah mencapai Rp571,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp146,1 triliun.
Sedangkan, realisasi belanja negara telah mencapai Rp893,3 triliun, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp498,6 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp394,8 triliun.
Dari belanja pemerintah pusat, realisasi belanja Kementerian Lembaga telah mencapai Rp263,9 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp234,6 triliun.
Sementara itu, realisasi transfer ke daerah telah mencapai Rp360,4 triliun dan dana desa sebanyak Rp34,4 triliun dalam periode Januari-Juni 2017.
Dengan demikian, defisit anggaran hingga semester I-2017 tercatat sebesar 1,29 persen terhadap PDB atau senilai Rp175,1 triliun. Pencapaian ini lebih rendah dari realisasi semester I-2016 sebesar 1,82 persen terhadap PDB.
Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah telah menarik utang pada semester I-2017 sebesar Rp207,8 triliun. Meski demikian penerbitan SBN neto pada periode ini tumbuh negatif 23,3 persen dibandingkan semester I-2016 yang tumbuh 34 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017