Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Malaysia sepakat untuk melakukan normalisasi perdagangan ekspor dan impor khususnya melalui pintu Entikong-Tebedu, yang selama ini sempat terhenti guna meningkatkan hubungan dagang kedua negara.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama Menteri Industri dan Perdagangan Internasional Malaysia Dato Mustapa Muhamed melakukan kunjungan kerja ke Inland Port Tebedu, Malaysia dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, pada Kamis.
"Kunjungan kerja ini dilakukan sebagai upaya normalisasi perdagangan ekspor dan impor melalui pintu Entikong-Tebedu yang selama ini sempat terhenti," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulisnya.
PLBN Entikong merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam percepatan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2015.
Menurut Menteri Dato Mustapa, Malaysia sangat mengharapkan Indonesia dapat segera menyelesaikan pembangunan PLBN Entikong sebagai terminal barang internasional, sehingga Inland Port Tebedu dapat berfungsi secara maksimal.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan PLBN Entikong pada bulan Desember 2016 dan diharapkan terminal barang internasional dapat selesai dan beroperasi pada tahun 2018.
Enggartiasto menambahkan, beroperasinya terminal barang pada 2018 tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka membangun Indonesia dari pinggiran yang tertuang dalam Nawa Cita Pemerintahan Jokowi-JK.
Dalam rangka normalisasi perdagangan Entikong-Tebedu, Indonesia mengharapkan dukungan dan kerja sama dari Pemerintah Malaysia, khususnya Pemerintah Negeri Sarawak sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah Kalimantan Barat.
Selain normalisasi perdagangan, kedua negara juga telah melakukan kegiatan perdagangan perbatasan bagi masyarakat di kedua wilayah negara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pertemuan bilateral dalam kerangka Joint Trade and Investment Committee (JTIC), kedua belah pihak akan membahas berbagai isu perdagangan bilateral serta upaya kerja sama dalam rangka meningkatkan angka perdagangan dan investasi.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017