Balikpapan (ANTARA News) - Latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) tiga angkatan TNI di wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, bukan untuk "menakut-nakuti" negara tetangga, Malaysia, menyusul kurang "harmonisnya" hubungan kedua negara terkait masalah blok Ambalat dan perairan Karang Unarang. Pihak Panglima Kodam VI/TPR (Tanjungpura) melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam), Letkol Andi Suyuti, di Balikpapan, Kamis, membantah bahwa latihan itu untuk menakut-nakuti negeri jiran. "Tahun lalu, latihan serupa dilaksanakan di Kepulauan Natuna jadi bukan untuk menakut-nakuti Malaysia," katanya. Latihan gabungan tiga angkatan yakni AU, AL dan AD ini, menurut Kapendam hanya merupakan latihan rutin biasa tahunan yang dilakukan pihak Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). "Latihan ini merupakan latihan gladi lapangan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI Kilat 23 tahun anggaran 2006," imbuh dia. Direktur Latihan Gabungan yang juga Panglima Komando Cadangan Strategis TNI-AD, Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono, langsung memimpin latihan gabungan di Tarakan sejak 19 Mei sampai 24 Mei 2007 dengan melibatkan sebanyak 2.134 personil terdiri tiga angkatan. Sebelumnya, Letjen TNI Erwin Sudjono mengatakan bahwa dipilihnya Tarakan sebagai tempat latihan karena termasuk pulau terluar dan terletak di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Latihan gabungan PPRC melibatkan tiga pesawat F-16 Fighting Falcon dan sejumlah kapal perang seperti KRI Arun, KRI Mutatuli dan KRI Hiu yang selama ini berpatroli di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia. "Hasil dari latihan gabungan ini cukup menggembirakan karena sesuai dengan yang direncanakan," kata Kapendam VI/TPR. Pada hari terakhir latihan ini, latihan diawali pendaratan darurat oleh pasukan Amfibi dari Marinir, kemudian dilanjutkan penyerangan dengan tembakan dari udara langsung dengan menggunakan pesawat F16, terakhir dilakukan penerjunan satu batalyon 512 Kostrad. (*)
Copyright © ANTARA 2007