Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis menjadi menjadi bursa terdepan dan terbesar di kawasan ASEAN sesuai arah yang tertuang dalam Master Plan BEI 2016-2020.
"Pada hari ini (13/7), Bursa Efek Indonesia berusia 25 tahun. Saya akan terus meneruskan apa yang sudah dibangun oleh Direksi dan Komisaris sebelumnya," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di sela perayaan ulang tahun ke-25 BEI, di Jakarta, Kamis.
Bursa Efek Indonesia, ujarnya, terus-menerus menambah jumlah perusahaan tercatat atau emiten sehingga menambah pilihanan bagi investor dalam berinvestasi.
Ia mengemukakan bahwa manajemen BEI saat ini sedang menyiapkan sejumlah perusahaan rintisan (startup) untuk mencatatkan sahamnya di BEI melalui penawaran umum perdana saham (IPO).
"Kita sudah mempunyai program IDX Incubator untuk menjembatani perusahaan startup guna mendukung usahanya," ujarnya.
Dalam perayaan ulang tahun BEI itu turut hadir pejabat BEI sebelumnya, di antaranya Fuad Bawazier yang pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Bursa Efek Jakarta (Saat ini BEI) periode 1996-1998, Direktur Utama BEJ periode 1999-2002 Mas Achmad Daniri, Direktur Utama BEI periode 2002-2009 Erry Firmansyah, dan Direktur Utama BEI 2009-2015 Ito Warsito.
Dalam kesempatan itu, Fuad Bawazier mengatakan bahwa tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) menjadi salah satu faktor yang mendorong kinerja Bursa Efek Indonesia terus mengalami pertumbuhan.
"Tanpa GCG, performa pasar modal bisa terganggu," ucapnya.
Ia mengapresiasi kebijakan manajemen BEI saat ini yang membuka kesempatan bagi perusahaan kategori startup untuk masuk ke pasar modal dalam rangka melakukan penggalangan dana.
"Jadi jangan seolah-olah pasar modal hanya untuk orang yang punya duit saja yang bisa go public, startup company juga bisa memanfaatkan pasar modal," tuturya.
Ke depan, ia mengharapkan jumlah emiten harus terus ditingkatkan sehingga menambah variasi investor dalam berinvestasi. Di sisi lain juga harus terus diperlebar jalur pendistribusian kepemilikan saham.
Sementara itu, Ito Warsito mengatakan bahwa untuk mencapai target BEI menjadi yang terbesar di 2020 mendatang, tentunya diperlukan tanggung jawab dari semua pihak yang berada di dalam industri pasar modal.
"Langkah Bursa Efek Indonesia masih panjang, dan itu semua tanggung jawabnya kita bersama," imbuhnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017