Canberra (ANTARA News) - Pembantu Rektor Universitas Canberra (UC), Prof. Sharon Bell, Kamis, meresmikan pembentukan "Forum Indonesia" Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) UC, dalam sebuah acara diskusi di kampus itu, bertajuk "Perubahan Iklim dan Kehutanan di Indonesia". Prof. Bell mengatakan pihaknya menyambut baik kehadiran "Forum Indonesia" yang merupakan inisiatif murni mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPIA UC. Forum yang dalam pelaksanaan kegiatannya bermitra dengan Program Harmoni UC ini sangat bermanfaat tidak hanya bagi kepentingan akademik, tetapi juga bagi pendalaman pemahaman berbagai kalangan tentang Indonesia, katanya. Sebelumnya, Yoni Utomo yang mewakili Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, dalam sambutannya mengemukakan kehadiran Forum Indonesia dapat menjadi cikal bakal bagi lahirnya "pusat keunggulan" di UC yang membantu upaya penguatan hubungan Indonesia dan Australia. "Saya berharap UC bisa tumbuh menjadi pusat keunggulan yang mempromosikan hubungan kedua negara melalui pendidikan," katanya. Presiden PPIA UC, Herwindu NS, mengatakan Forum Indonesia yang menyelenggarakan diskusi rutin bulanan tentang berbagai topik tentang Indonesia ini tidak hanya dimaksudkan untuk memperluas pemahaman civitas akademika, khususnya mahasiswa, tentang masalah Indonesia tetapi juga menjadi ajang belajar bagi para mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan presentasi ilmiah mereka dalam bahasa Inggris. Dalam kegiatan diskusi yang berbarengan dengan acara peluncuran Forum Indonesia itu, hadir sebagai pembicara mahasiswa program doktoral, Bugi Kabul Sumirat, dan pakar biologi dan lingkungan UC, Dr.Margi Bohm. Bugi Kabul Sumirat memaparkan hasil kajian sementara tentang inisiatif kemitraan antara industri kehutanan, kelompok tani kehutanan, dan kantor kehutanan Bulukumba yang terbukti berdampak positif secara ekonomis maupun pelestarian hutan. Sementara itu, Dr.Margi Bohm memaparkan tentang keterkaitan dan fungsi hutan tropis dalam perubahan iklim global dengan mengambil contoh hutan tropis Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia termasuk di antara negara yang kaya akan hutan tropis. Bahkan sekitar 3.000 spesies kayu hutan hujan tropis terdapat di hutan-hutan negara kepulauan terbesar di dunia itu. Namun, deforestasi yang masih terjadi akibat berbagai faktor di Indonesia dengan laju per tahun sekitar 1,2 persen itu tidak hanya mengancam habitat flora dan fauna serta kekayaan flasma nutfah negeri itu tetapi juga berdampak negatif terhadap iklim global. "Jika laju deforestasi di Indonesia masih terus seperti itu, pada tahun 2055 dikhawatirkan Indonesia tidak lagi memiliki hutan," katanya. Acara peluncuran Forum Indonesia PPIA UC yang berlangsung di ruang "Staff Club" UC itu dihadiri puluhan dosen, pemerhati lingkungan, pejabat KBRI Canberra, dan mahasiswa Indonesia, Australia dan mancanegara. (*)

Copyright © ANTARA 2007