New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena para investor mencerna kesaksian Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen.
"Komite (Pasar Federal Terbuka) terus berharap bahwa evolusi ekonomi akan menjamin kenaikan bertahap tingkat suku bunga federal fund dari waktu ke waktu untuk mencapai dan mempertahankan lapangan kerja maksimum dan harga-harga yang stabil," kata Yellen dalam kesaksiannya di hadapan Komite Jasa Keunagan DPR AS pada Rabu (12/7).
Menurut kepala bank sentral AS itu, suku bunga acuan mungkin tidak jauh dari posisi netral dimana ekonomi mencapai lapangan kerja penuh, berjalan sejalan dengan tren pertumbuhan dan memiliki harga-harga yang stabil.
"Karena suku bunga netral saat ini cukup rendah menurut standar historis, suku bunga federal fund tidak perlu naik sedemikian jauh untuk mencapai posisi kebijakan netral," kata Yellen.
Selain itu, inflasi di AS telah melemah dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu diskusi tentang kecepatan dan waktu kenaikan suku bunga berikutnya di antara para pejabat Fed.
Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan pada Selasa (11/7) bahwa dia ingin menilai proses inflasi secara ketat sebelum membuat keputusan mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1416 dolar AS dari 1,1475 dolar AS, dan pound Inggris naik menjadi 1.2890 dolar AS dari 1,2853 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia menguat menjadi 0,7679 dolar AS dari 0,7642 dolar AS.
Dolar AS dibeli 113,25 yen Jepang, lebih rendah dari 113,83 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9652 franc Swiss dari 0,9631 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2720 dolar Kanada dari 1.2920 dolar Kanada.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017