Jakarta (ANTARA News) - Tubuh bayi yang masih ringkih membuat orang sekitarnya harus memperlakukan si anak secara hati-hati. Bagaimana dengan pijat? Perlukah bayi dipijat?
Nah, sebagai orang tua baru, Anda mungkin perlu tahu dulu mitos dan kebenaran tentang pijat bayi. Berikut adalah beberapa fakta yang akan membantu Anda menyingkirkan kebingungan, seperti dilansir Bold Sky.
Haruskah bayi dipijat?
Sebenarnya ini bukan keharusan, tapi semua terserah orangtua. Pijat bayi membantu menumbuhkan kedekatan bayi dengan orangtua pada masa awal perkembangan.
Manfaatnya?
Meski banyak yang percaya bahwa pijat dapat membantu perkembangan tulang, sirkulasi darah yang baik dan dalam membentuk tubuh bayi, tidak ada bukti kuat untuk membuktikan semua klaim tersebut. Tapi pijat, bila dilakukan secara benar, membantu jalinan hubungan antara orangtua dan anak.
Pijat pun membantu bayi lebih santai dan membuat tidurnya nyenyak. Sama seperti orang dewasa, bayi pun menikmati sentuhan cinta dan pijat memang mengurangi stres. Namun manfaat lainnya belum terbukti secara ilmiah.
Apa bahanyanya pijat bayi?
Bila tidak dilakukan dengan cara yang sensitif, pijat bayi mungkin lebih memberi dampak buruk ketimbang membawa manfaat. Misalnya, jika Anda meminta pengasuh untuk melakukan tugas itu, dia mungkin tidak bisa melakukannya secara hati-hati dan itu sebenarnya bisa menyakiti si bayi.
Jika tangan pemijat tidak bersih, bayi bisa terkena infeksi akibat bakteri.
Tubuh dan tulang bayi yang masih ringkih mungkin tidak kuat bila mendapat tekanan besar. Maka, pijat bayi sebaiknya hanya dilakukan oleh orangtua.
Tapi jangan sekali-kali memijat bayi ketika sedang kesal atau suasana hati tidak enak.
Bolehkah pijat bayi menggunakan minyak?
Tidak. Lebih baik melakukannya dengan minyak bayi biasa dengan pijatan lembut dari jari. Saat melakukannya, amati reaksi anak. Lanjutkan hanya jika bayi menikmati pijatan, berhentilah jika bayi terlihat tidak nyaman.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017