Yogyakarta (ANTARA News) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Bima di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis pada pukul 09.06.27 Wita merupakan bagian dari pergeseran lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta Tiar Prasetya, Kamis, meski gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami, namun ke depannya harus diwaspadai, karena pusat gempa berada di zona pertemuan antara dua lempeng, yaitu Indo-Australia dan Eurasia. Gempa yang mengguncang wilayah NTB itu pusat gempanya berada pada posisi 9,92 Lintang Selatan (LS) dan 118,77 Bujur Timur (BT) atau sekitar 161 km arah tenggara Raba, Kabupaten Bima dengan kedalaman sekitar 19 km di laut. Kata dia, kewaspadaan tersebut berdasarkan pengalaman dari tiga rangkaian gempa besar yang terjadi di zona pertemuan antara dua lempeng, Indo-Australia dan Eurasia pada 26 Desember 2004. Gempa pertama berkekuatan 8,9 SR terjadi pada pukul 07.58.50 WIB di wilayah perairan Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang berjarak sekitar 257 km dari Banda Aceh. Gempa kedua dengan kekuatan 5,8 SR terjadi pada pukul 09.15.57 WIB di wilayah Nicobar, dan gempa ketiga berkekuatan 6,0 SR terjadi pada pukul 09.22.01 WIB di kepulauan Andaman. Dari rangkaian gempa itu bisa dipastikan bahwa gempa pertama dengan kekuatan 8,9 SR merupakan penyebab utama tsunami yang memporakporandakan pesisir barat Sumatera ke arah NAD, Thailand, India dan Sri Lanka. "Gempa tersebut adalah gempa dengan karakteristik yang sangat efektif membentuk tsunami, karena tipe sesarannya naik, dengan kemiringan sudut antar lempeng cukup tinggi dan sangat dangkal yaitu 10 km," katanya. Sedangkan gempa susulan dengan kekuatan 5,8 SR dan 6,0 SR, menurut dia tidak cukup siginifikan untuk menimbulkan tsunami, meski tipe sesarnya naik dan dangkal. "Namun, melihat perbedaan waktu terjadinya, gempa-gempa susulan itu bisa menimbulkan tsunami susulan, tetapi tidak akan lebih besar dari tsunami yang datang pertama," kata Tiar. Ia mengatakan Indonesia merupakan negara yang rawan dilanda tsunami dan berada di urutan ketiga di dunia setelah Jepang dan Amerika. "Wilayah Indonesia yang sangat rawan dilanda tsunami terutama wilayah bagian timur," kata dia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007