Tokyo (ANTARA News) - Bagi mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin setelah keluar dari Kabinet Indonesia Bersatu justru mendapatkan berkah lain. Saat masih menjabat sebagai menteri, Hamid mengaku sangat sulit untuk meluangkan waktu, sehingga membuat "proyek" untuk menyusun buku soal proses perundingan damai RI-GAM menjadi terkatung-katung. "Dulu sulit sekali saya menyusunnya. Sekarang saya bisa lebih leluasa untuk menyusun buku," kata Hamid, Kamis, kepada wartawan di kedubes RI di Tokyo Jepang di sela-sela pembukaan pameran kerajinan Indonesia yang diselenggarakan Dewan kerajinan Nasional (Dekranas). Menurut Hamid penyusunan buku tersebut sebenarnya telah lama dilakukan, namun kesibukan sebagai menteri menjadikan hal itu tersendat-sendat. "Sekarang lebih banyak waktu," katanya dengan penuh senyum. Hamid mengaku menyusun buku merupakan hal yang tidak terlalu sulit untuk dilakukannya, karena ia pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya. "Targetnya tahun ini selesai, kalau bisa Agustus, pas dua tahun perjanjian Helshinki," kata Hamid dengan mata berbinar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007