"EPRC menawarkan kesempatan untuk kerja sama termasuk juga peningkatan SDM-nya. Kita akan kirim orang kesana dan mereka akan menfasilitasi dengan super computing," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya di Jakarta, Senin.
Kerja sama tersebut penting dilakukan untuk peningkatan kapasitas dan keakurasian data guna mendukung sistem peringatan dini gempa bumi yang diharapkan akan dapat meminimalisir dampak bencana tersebut.
Andi mengatakan, BMKG saat sebetulnya tengah melakukan pengkajian terkait prediksi gempa bumi yaitu dengan sistem prekursor dan sudah memasang sensor di titik rawan gempa.
"Karena itu kita harus cepat melakukan analisis, maka kami butuh komputer dengan kemampuan yang cukup canggih berbasis komputer super dan ini ditawarkan oleh EPRC termasuk peningkatan kapasitas SDM-nya," tambah dia.
Dengan penelitian bersama EPRC tersebut, Jepang yang juga tengah mengembangkan sistem prediksi gempa akan semakin menguatkan BMKG dalam keakuratan data serta informasi tentang gempa.
"Dengan kerja sama bersama Jepang ini, ke depan harapannya prekursor dapat memberi informasi empat sampai 25 hari sebelum kejadian gempa. Kalau ini bisa diintegrasikan dengan sistem peringatan dini maka masyarakat akan memperoleh waktu yang cukup untuk evakuasi," ujar Andi.
Selama ini kemampuan BMKG sudah cukup baik dalam memberikan informasi tentang gempa bumi serta informasi tinggi gelombang tsunami dan kapan tsunami terjadi di suatu tempat sehingga dapat dilakukan antisipasi.
Ke depan diharapkan dengan teknologi yang dikembangkan maka dapat diprediksikan kapan terjadinya gempa bumi.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017